SPORTJABAR.COM – Persatuan Sepakbola Kota Cimahi (PSKC) menyesalkan keputusan PSSI Pusat yang tiba-tiba mengeluarkan peraturan baru guna mendepak PSKC untuk melakoni laga 16 Besar Liga 3 Nasional ke Bantul.
Dengan mengubah status dari juara grup menjadi runner – up Grup C pada babak 32 besar Liga 3 Nasional, maka PSKC harus rela menjalani single match di Stadion Sultan Agung, Bantul lawan Persinga Ngawi, Kamis (19/12/2019).
Presiden Klub PSKC, Edi Mulya menegaskan keputusan tersebut sangat mengada-ada. Pasalnya, jika berdasarkan regulasi Liga 3 seharusnya PSKC yang menjadi juara Grup C dan berhak menjalani laga tanding di Stadion Siliwangi, Bandung.
“Ini miris dan lucu. Tiga tim teratas Grup C itu sama-sama saling mengalahkan dan meraih enam poin. Lucunya kemenangan besar kami atas Persitas tidak dihitung golnya tapi poin masuk dalam perhitungan. Ini jelas PSSI pusat mengada-ada,” ucap Edi, Rabu (18/12/2019) di Bandung.
Bahkan, Edi mengaku keputusan perubahan posisi Grup C, baru diterimanya pada Selasa (17/12/2019) atau dua hari sebelum keberangkatan. Artinya, PSSI jelas menunjukkan keberpihakan kepada salah satu klub serta menginginkan PSKC tersingkir.
“Jadi kami ini dikerjai PSSI. Maka itu saya akan gugat PSSI, baik sisi perdata maupun pidana dan sekarang sedang saya formulasikan gugatannya,” ujar Edy.
“PSSI benar-benar keterlaluan. Keberpihakan PSSI terhadap suatu klub sangat terlihat. Di situs resmi Liga Indonesia kami masih menjadi juara grup. Tapi kenapa putusan PSSI berbeda dengan situs resminya,” tambah Edy heran.
Meski kecewa, PSKC lanjut Edy tetap berjiwa sportif dengan tetap mengirimkan tim menuju Bantul. Tim asuhan legenda Persib, Robby Darwis ini bertolak ke Bantul, Selasa (17/12/2019) malam menggunakan bus kecil.
“Kami berangkatkan 18 pemain, tapi pemain inti dulu karena kami kesulitan sewa bus besar. Pemain lainnya berangkat pada Rabu (18/12) pagi menggunakan kereta,” jelas Edy.
Asprov Jabar Kecewa dengan PSSI
Ketua umum Asprov PSSI Jabar, Tommy Apriantono sangat kecewa dengan keputusan PSSI Pusat. Pihaknya pun akan menggugat hasil yang dikeluarkan PSSI Pusat.
“Hasil yang akan saya gugat ke PSSI karena seharusnya PSKC yang jadi juara Grup. Head to Head yang aneh. Kalau mengacu di kompetisi seluruh dunia, apabila head to head, PSKC kalahnya sama Persibas Banyumas bukan dengan Persekat,” tegas Tommy.
Yang lebih aneh lagi lanjut Tommy, jumlah selisih gol hasil lawan Persitas ditiadakan, tetapi nilainya dihitung.
Tommy mempertanyakan upaya PSSI yang sebelumnya menyusun jadwal pertandingan ketiga Grup C dilakukan bersamaan dengan lapangan berbeda. Padahal, jika melihat upaya PSSI sekarang hal tersebut tak perlu dilakukan.
“Melihat klasemen keseluruhan untuk apa ada selisih gol. Dan untuk apa ada pertandingan yang diadakan di dua lapangan yang berbeda, dengan waktu yang bersamaan, apabila ternyata jumlah gol tidak dihitung,” tegas Tommy.(Erwin)