SPORTSJABAR-Nama besar Persib Bandung wakil Jawa Barat di turnamen sepakbola putri Piala Pertiwi 2021/2022 ternyata tidak membuat gentar tim putri Kalimantan Tengah.Justru sebaliknya menjadi pemicu semangat untuk berjuang sampai titik darah penghabisan.
Terbukti, tim Kalteng mampu tumbangkan Persib dengan skor tipis 4-3 dalam laga yang dilangsungkan di Stadion Sabilulungan Soreang Kabupaten Bandung, Selasa, 22 Maret 2022.
Namun meski menang tim Kalteng gagal melaju ke babak 8 besar.Demikian pula dengan Jawa Barat yang harus gigit jari terhenti di babak penyisihan.
Pelatih Kalteng Putri Sugianto mengatakan kemenangan ini pantas disambut dengan sukacita, pasalnya yang dikalahkan merupakan tim dengan nama besar. Malahan ia mengibaratkan layaknya bagai partai final.
“Nama Persib atau Jawa Barat itu sebuah nama besar di sepakbola nasional. ketemu sama mereka ngeri, pasti kami akan tampil habis – habisan tapu disitulah letak prestisenya,” katanya saat konferensi pers con usai laga.
Kegagalan Kalteng melaju babak 8 besar menurut pelatih Sugianto tak dipungkiri membuat sedih terlebih para pemain yang sudah berjuang spartan ditambah dari segi persiapan sudah lebih dari cukup.Terlepas dari itu, sebagai pelatih dirinya mengapresiasi perjuangan anak asuhnya.
“Pemain hampir semua eks PON, dari segi persiapan kita juga sebenarnya sudah maksimal tapi lawan – lawan juga persiapannya lebih maksimal dan bagus juga,” tambahnya.
Sementara itu, Kapten tim Fransisca Luciana, mengaku banyak pelajaran berharga di petik dari gelaran turnamen Piala Pertiwi ini. Sang kapten tak kecewa dan sedih gagal ke babak 8 besar. Baginya kegagalan ini dijadikan motivasi untuk tampil lebih bagus lagi dikemudian hari.
“Banyak ketemu dengan pemain – pemain yang lebih senior yang bisa menguji mental kami. Ke kedepan harus banyak main, bertanding keluar, latihan lebih keras lagi agar bisa lebih bagus lagi saat ikut liga 1 bisa bermain lebih baik lagi,” tandasnya.
Bagaimana dengan komentar dari kubu Persib ?
Dian Nadia, assisten pelatih, menjelaskan kekalahan melawan Kalteng karena faktor kelelahan. Ia menyebut tenaga dan energi para pemain sudah habis kala kontra Bangka Belitung sebelumnya dengan jeda istirahat cuma satu hari.
Meski begitu, ia sangat bangga melihat performa anak asuhnya yang mampu memberikan perlawanan kepada tim yang lebih senior dan berpengalaman.
“Pelajaran yang diambil Persib atau Jawa Barat tidak kekurangan regenerasi pemain putri. Persib mayoritas pemain usia 15-18 tahun. Yang paling tua 19 tahun,” terang Dian.
Melihat perkembangan pemainnya, Dian optimis pemain asuhannya ke depan akan menunjukan taringnya dalam berbagai event sepakbola, baik itu liga maupun turnamen lainnya.
Apalagi di Piala Pertiwi ini pemain putri muda Persib bertemu dengan Papua dan Bangka Belitung yang dihuni pemain senior berlabel timnas.
“Khususnya Persib regenerasinya ke depan bakal muncul semua pemain sudah main dengan tim sekelas Papua. Apalagi kita di grup neraka ya disitu mereka bisa ambil ilmu dan pengalaman dari pemain senior dengan usia relatif masih muda,” paparnya.
Demikian pula dengan Adinda Putri, Kapten Persib di ajang Piala Pertiwi ini mengaku banyak pelajaran yang dipetik, karena bisa bertempur dengan pemain senior berkelas timnas.
“Kedepannya harus lebih keras lagi latihan agar bisa lebih baik lagi,” ucapnya mengakhiri. (RESTU)