DCDC Rock N’Semble:Kolaborasi Rosemary dan Ki Ageng Ganjur Hipnotis Milenial Bandung

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTJABAR.COM –  Rosemary dan Ki Ageng Ganjur sukses mengkolaborasikan dua kutub musik yang berbeda, yaitu musik punk dan tradisional dalam konser akbar bertajuk DCDC Rock N’Semble.

Penampilan apik perpaduan dua genre musik tersebut seolah menghipnotis ribuan penonton yang hadir di lapangan Pussenif, Kota Bandung, Sabtu (19/10 /2019).

Punk sebagai aliran musik “impor” dari mancanegara berhasil dikawinkan dengan gamelan, salah satu musik tradisional kebanggaan Indonesia.

Dalam kolaborasinya, terdapat enam buah lagu Rosemary yang dikolaborasikan bersama Ki Ageng Ganjur, salah satunya adalah lagu favorit para WARS—sebutan untuk penggemar Rosemary—yaitu “Punk Rock Show”.

Dari latar belakang seni, Rosemary dan Ki Ageng Ganjur adalah dua kelompok musik yang bisa dibilang bertolak belakang.

Dibentuk pada tahun 1997 di tengah komunitas skateboard, Rosemary adalah band yang memainkan turunan musik punk yang disebut skate-punk dengan lima orang personil, yaitu Indra Gatot (gitar & vokal), Inkmary (gitar & vokal), Fajar (bas), Denny Hsu (drum) dan Bane (trompet).

Sementara Ki Ageng Ganjur adalah kelompok musik asal Yogyakarta yang diisi oleh sekumpulan musisi santri dengan alat musik tradisional gamelan sebagai sarana utama mereka dalam menyampaikan pesan yang condong pada hal-hal berbau relijius.

Kolaborasi yang mempertemukan gaya musik modern dan tradisional ini merupakan bukti lain dari universalitas musik, di mana kreativitas adalah hal yang tidak berbatas dan kolaborasi jadi salah satu cara nyata untuk menabrak sekat-sekat yang muncul atas nama aliran musik tertentu.

Selain menampilkan kolaborasi menarik antara Rosemary dan Ki Ageng Ganjur, turut tampil musisi lain, yaitu Stand Here Alone, Lowdick, Sir Iyai, Iksan Skuter, Maw & Wang, DJ E-One Cronik dan salah satu band DCDC ShoutOut! yaitu Olegun Gobs.

Berbeda dengan konser musik lainnya, DCDC Rock N’Semble juga menyuguhkan sejumlah atraksi ekstrim yang dilakukan oleh komunitas skateboard dan sepeda BMX.

Berbagai trik yang cukup berbahaya yang dilakukan oleh komunitas ini berhasil mencuri perhatian para pengunjung yang hadir.

Perwakilan DCDC, Sigit Prasetyo menuturkan, kolaborasi Rosemary dan Ki Ageng Ganjur merupakan ide lama yang baru terwujud sekarang.

 “Sebenarnya lima tahun kebelakang ini pernah kejadian disebuah event dimana Ki Ageng Ganjur berkolaborasi dengan Rosemarry secara mendadak,  jadi semenjak itu kita berfikir bahwa ini sangat seru nantinya untuk dijadikan konser dan baru berhasil terealisasi tahun ini,” tuturnya.

Menurut Sigit sebelumnya DCDC juga pernah menggelar konser epik “DCDC Killchestra” yang menampilkan kolaborasi antara Burgerkill dan orkestra.

Sigit bersyukur event ini mendapat  respon yang cukup bagus. Penonton ada yang datang  dari Serang, Sukabumi, Bogor, Tangerang, Karawang, dan Priangan Timur.

 Diakuinya selain faktor Rosemary yang menyedot kehadiran WARS, band-band seperti Maw & Wang, Stand Here Alone, dan lain- lainnya,  memang punya fanbase yang cukup kuat di Bandung.

 “Kalau untuk segmentasi,kita pasti ambil anak muda yang seneng musik dan kreatif tentunya, itu yang menjadi target dari acara-acara ini,” jelasnya

Kehadiran Ki Ageng Ganjur yang  basic nya pesantren untuk membuktikan bahwa anak muda butuh tahu tentang musik tradisional serta layak untuk dinikmati.

Drummer Denny Hsu mengatakan , Rosemary memilih Ki Ageng Ganjur karena pada 2015 pernah menggarap musik bersama. Secara chemistry, dua grup musik ini telah saling terkait. Apalagi mereka adalah seniman tradisional tetapi dengan hasil karya modern.

“Memang ada beberapa kesulitan, karena memasukkan dua unsur musik gamelan dan punk tidak mudah, karena memang unsurnya beda, tapi ternyata bisa. Ini bikin kami plong, bisa memadukan itu,” ungkap Denny.

Inkmary menambahkan, kolaborasi ini tak hanya soal memadukan dua musik, tetapi ajang memperkenalkan musik etnik Indonesia kepada generasi muda.

” Ada unsur nasionalisme yang dibawa pada kolaborasi ini. Kami berharap banyak generasi muda mengenal musik tradisional,” tandasnya.

Sementara itu, Uwie Fitriani selaku perwakilan promotor dari ATAP Promotion menjelaskan  proses kolaborasi Rosemary dengan Ki Ageng Ganjur berlangsung lumayan lama.

“Obrolan, konsep jauh lebih lama dibandingkan latihannya. Karena semua sibuk. Rosemary ada 5 orang, Ki Ageng Ganjur ada 14 orang. Tapi dalam 2 bulan terakhir cukup intens, kita bawa Rosemary ke Yogja latihan disana. Beberapa minggu kemudian kita tarik Ki Ageng ke Bandung untuk latihan bareng Rosemary, ” tutur Uwie.

Menurut Uwie banyak seniman Yogyakarta yang ikut mendukung kolaborasi ini, yang  menurut mereka  baru dan unik.

Ia menambahkan kesuksesan gelaran DCDC Rock N’Semble untuk membuktikan bahwa DCDC selalu menyuguhkan hal baru dalam dunia musik setiap tahun.(BUDI)

Leave a Reply