SPORTJABAR.COM-Setelah menanti selama enam tahun, tim voli putri Jakarta PGN Popsivo Polwan sukses menjuarai kompetisi bola voli paling bergengsi di tanah air,Proliga.
PGN Popsivo menaklukkan juara bertahan Jakarta Pertamina Energi melalui pertarungan lima set 3-2 (15-25, 25-22, 21-25, 25-23, 15-12).
dalam partai puncak Proliga 2019 yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu (23/2/2019).
Dengan hasil ini PGN Popsivo pun berhak mengantongi hadiah uang pembinaan sebesar Rp 200 juta, sedangkan Pertamina Energi yang keluar sebagai runner up Proliga 2019, harus puas dengan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 100 juta.
Pelatih Popsivo Polwan, Chamnan Dokmai sendiri mengaku jika keuntungannya adalah pemain yang dilatihnya adalah pemain Timnas Indonesia yang tampil di Asian Games 2018, dan memang kerjasama timnya cukup bagus.
“Sesuai dengan ekspektasi saya bisa jadi juara Proliga ini. Karena saya sendiri kerja keras untuk bisa mencapai di final hari ini, setelah sebelumnya kita di final four banyak kekurangan, dan dari situ kita bisa memperbaiki,” ujar Pelatih terbaik tim putri itu.
Sedangkan kapten tim, Amalia Fajrina mengatakan jika memang kemenangan ini menjadi kebanggaan tersendiri.
“Karena ini menjadi kemenangan pertama bersama Popsivo dan sebagai anggota Polri, jadi harunya pasti berbeda,” ungkapnya.
Sementara Pelatih Jakarta Pertamina Energi, Muhammad Ansori mengatakan jika memang tadi banyak kesalahan yang dibuat oleh anak asuhnya. Bahkan lima poin hilang percuma karena kesalahan sendiri.
“Mungkin kita terbebani dengan hasil sebelumnya, karena dari awal putaran kedua hingga final four kita juara, jadi mungkin dengan itu kita terbebani main bagus dan bisa menang,” kata Ansori.
“Jadi tadi itu konsentrasi anak-anak hilang, diset keempat udah leading empat poin itu kita terlena, tidak fokus, tidak konsentrasi jadi banyak poin terbuang sampai lima poin tadi. Dengan ini evaluasinya kita harus mencari pemain muda, karena di JPE kan banyak pemain yang sudah menikah,” jelasnya.
Sedangkan dari tim putri yang menjadi pemain terbaik jatuh kepada Aprilia Manganang, best server dari Bethania De La Cruz, best setter Tri Retno Mutiara, best spiker Wilda Siti Nurfadillah, best blocker Agustin Wulandari, best libero Yulis Indahyani, best scorer Kokram Pimpichaya, dan pelatih putri terbaik jatuh kepada Chamnan Dokmai.
Pemain spiker terbaik Wilda Siti Nurfadilah mengatakan jika ia bermain cuma ingin memberikan yang terbaik dan ia mengaku sebenarnya tidak tidak ada pikirian untuk mengejar yang terbaik itu.
“Saya cuma kepikiran gimana caranya aku bisa berguna untuk tim dan bisa jadi juara satu, menceritakan cerita yang lain dari tahun lalu yang kalah, dan Alhamdulillah tambah rejeki,” tuntas Wilda.(*)