
SPORTSJABAR-Hujan yang cukup deras tak menyurutkan ribuan warga dan masyarakat Kabupaten Pangandaran untuk menyaksikan acara spektakuler gelaran Coklat Kita bertajuk ” “Napak Jagat Pasundan Ngaruat Jagat” di Lapang Emerson Grand Pangandaran, Sabtu, 15 November 2025.
Perayaan budaya Jawa Barat yang berlangsung di panggung raksasa didukung dentuman sound system 50 ribu watt dengan tata cahaya luar biasa,menghadirkan 360 seniman terpilih.Mereka menampilkan seni tradisi Sunda meliputi musik, tari, teater, visual art, dengan kemasan budaya populer.
Napak Jagat Pasundan (NJP) kali ini, semakin istimewa lantaran momennya dihelat untuk menyambut milangkala alias hari jadi Kabupaten Pangandaran ke 13.Bupati Kabupaten Pangandaran beserta jajaran dan unsur pemerintah lainnya hadir di acara tersebut.
Gelaran Coklat Kita Napak Jagat Pasundan Ngaruat Jagat dimulai sore hari dengan menampilkan seni tradisi Sunda yang disajikan oleh Duta Napak Jagat Pasundan Ega Robot Ethnic Percussion, Bungsu Bandung, Ohang, dalang Bhatara Sena Sunandar dan diakhiri aksi bintang tamu Doel Sumbang.
Selain itu, hadir pula paguron, sanggar dan lingkung seni dari 15 Kota Kabupaten yang ada di Jawa Barat yang mewakili daerah masing-masing untuk menampilkan performa terbaiknya di titik puncak rangkaian kegiatan Napak Jagat Pasundan.
Sebelum puncak NJP di Pangandaran, perjalanan budaya ini dimulai dengan “NJP Gunemcatur” di awal Juni 2025. Pada fase ini Coklat kita bersama Duta Napak Jagat Pasundan Ega Robot, Mpap gondo, Iman Jimbot, Bob Ryan, Acol Zither, silaturahmi ke sanggar, paguron dan lingkung seni di 15 Kota Kabupaten dengan 15 titik kegiatan yaitu : Purwakarta, Garut, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Subang, Tasikmalaya, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Banjar dan Bandung Timur.
Kemudian dilanjutkan dengan ‘Kamonesan NJP’ dari akhir Juni hingga awal Agustus. Pada tahap ini, para duta terlibat langsung dalam diskusi intensif, penggarapan karya baru, dan latihan bersama hampir 150 sanggar yang telah mereka kunjungi.
Michael Simbar,selaku perwakilan Coklat Kita menjelaskan, NJP ini cukup lama tidak berjalan tapi bukan berarti tidak ada aktivitas yang berkaitan dengan budaya atau yang melibatkan sanggar-sanggar.
“ Kita tetap jalani aktivitas itu. Mungkin besaran event-nya memang baru sekarang setelah sekian lama. Karena ini kan bentuk apresiasi juga dari kita, dari Coklat Kita untuk sanggar-sanggar yang ada. Untuk event ini sebenarnya berjalan dari pertengahan bulan April Mei dan Juni kemarin rangkaiannya sampai dengan puncaknya memperingati Milangkala Pangandaran ke-13,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa Jack ini menambahkan, tahun ini Coklat Kita fokus mengembalikan lagi event Napak Jagat Pasundan yang sudah besar terutama di sanggar-sanggar seni.
“Untuk aktivitas di sanggarnya tetap berjalan di 15 kota ini, karena kita juga tahu Coklat kita besar salah satunya dari para seniman dan pupuhu-pupuhu yang ada di Jawa Barat,” tandasnya.
Hal yang sama dijelaskan juga oleh Yoga dari Six Creative Comunication (6CC). Dikatakannya proses Napak Jagat Pasundan yang mengambil tema Ngaruat Jagat sangat detail.Pertama adalah silaturahmi dengan para sanggar, untuk menggali secara maksimal potensinya seperti apa.
“Kemudian, kita lanjut dengan kegiatan Kamonesan untuk tujuan akhirnya adalah memilih mereka yang Kita bawa nanti di pagelaran Napak Jagat Pasundan di Pangandaran ini. Nah, kenapa ini berbeda? Karena memang tematik yang kita bawa sekarang itu adalah kita ingin sesama daerah itu saling mendukung satu sama lain,” jelas Yoga.
Makanya menurut Yoga khusus untuk garapan yang sekarang ini semuanya bertemakan tentang Pangandaran. Baik itu dari garapan setiap tampilan-tampilan dari setiap sanggar Paguron lingkung seni 15 Kota Kabupaten di Jawa Barat ini, semuanya bertemakan tentang Pangandaran.
” Ini menjadi bukti bahwa sesama seniman saling mendukung, saling support tidak ada perbedaan satu suara majukan Jawa Barat,” kata Yoga.
Untuk bisa tampil di Napak Jagat Pasundan yang menampilkan 360 seniman, sound system 50.000 watt dan panggung raksasa, Yoga mengutarakan tidak ada seleksi hanya disesuaikan dengan kebutuhan.
“Tapi memang kita pilih dan kita pilih pun bukan berarti adalah mereka seleksi. Bukan. Adalah memang kita butuhkan sesuai dengan garapan-garapan yang dibutuhkan oleh duta napak jagat Pasundan. Sehingga mungkin dari beberapa sanggar bisa saja yang terbawa adalah penari atau bisa saja pemusiknya, gitu loh,” paparnya.
Sementara itu, Yayan, perwakilan dari Coklat Kita, mengucapkan selamat milad Kabupaten Pangandaran yang ke-13.
“Kami semua turut bersuka cita dan rasa syukur kepada Kabupaten Pangandaran. Terus melesat masyarakat maju pesat. mengucapkan juga selamat menikmati acara kebudayaan Napak Jagat Pasundan yang merupakan kolaborasi antara sanggar, padepokan dan lingkung seni yang berasal dari 15 Kabupaten kota yang berada di Jawa Barat,” ucap Yayan dalam sambutannya.
Ia berharap acara ini dapat meningkatkan kecintaan masyarakat kepada seni tradisi Sunda yang kini semakin tergerus oleh kemajuan jaman.
“ Karya anak bangsa ini bukan sekedar tontonan tapi tuntunan untuk masa berikutnya dan masa datang,” lanjutnya.
Tak lupa, ia juga mohon maaf apabila Coklat Kita dalam penyelenggaraan ada kekurangannya. Sebagai akhir sambutan, Yayan memberikan pantun.
“Kami juga mohon maaf pada instansi terkait dan masyarakat atas kekurangan dalam penyelenggaraan acara ini. Kita tutup dengan pantun. Pangandaran oh Pangandaran begitu indah selamat milangkala yang ke 13 duhai Kabupaten Pangandaran masyarakatnya terus maju pesat dari waktu ke waktu,” ujar Yayan.
Bupati Kabupaten Pangandaran Hj. Citra Pitriyami SH, bersyukur acara Napak Jagat Pasundan, bisa dilaksanakan dalam situasi aman dan lancar.
“Kegiatan Napak Jagat Pasundan ini sebetulnya merupakan rangkaian Milad ke 13 Kabupaten Pangandaran.Waktu itu kita inginnya di malam puncak acara tetapi karena sesuatu hal akhirnya tidak bisa.Alhamdulillah hari ini sudah dilaksanakan,” kata Citra.
Ia juga menandaskan bahwa, Kabupaten Pangandaran memiliki garis pantai yang indah, kekayaan alam dan seni budaya yang sangat luar biasa dan patut dibanggakan terutama oleh generasi muda.

“Kegiatan Napak Jagad Pasundan ini bukan sekedar hiburan tetapi memperkenalkan, mempertontonkan kepada kita semua agar kita bisa menikmati menyukai dan memahami terutama generasi mudanya. Saat ini jadi anak- anak muda harus menyukai harus tahu punya seni tradisional yang harus kita lestarikan,” tandasnya.
Bupati berharap dengan kegiatan ini anak-anak muda sebagai generasi penerus semakin cinta akan seni tradisi lokal. Dan tak lupa, ia mengucapkan terimakasih kepada Coklat Kita dan para pelaku seni tradisi yang telah berusaha berjuang melestarikan seni tradisi.
“Saya sebagai pemerintah ingin maju sektor wisata ingin maju tetapi seni tradisional nya yang kita punya harus kita jaga sekali lagi terimakasih kepada Coklat Kita mudah-mudahan ini jadi agenda kita di Pangandaran,” tambahnya.
Sedangkan Doel Sumbang, sebagai bintang tamu mengaku gembira bisa tampil kembali di acara ini yang dirinya cukup lama vakum. Ia salut kepada Coklat Kita dengan acara Napak Jagat Pasundan ini yang persiapannya semakin matang.
“Tapi intinya buat saya acara ini selalu menyenangkan yang penting acara ini dikemas dengan sangat baik panggung yang luar biasa tata cahaya yang luar biasa tata panggung luar biasa suara atau sound system yang bagus. Jadi buat saya sebagai penyaji semangat,” ucapnya.
Di acara tersebut, Doel Sumbang membawakan lagu-lagu hitsnya diantaranya Pangandaran yang merupakan permintaan sang Bupati, Runtah dan lagu-lagu lainnya.
“Dan kebetulan lokasi favorit saya salah satu tempat wisata favorit saya Pangandaran. Jadi banyak banget lagu yang dilahirkan dari sini jadi lokasi bagus sesuai dengan musik yang kita sajikan,” tuturnya.
Napak Jagat Pasundan ini semakin meriah dengan hadinya lebih dari 50 pelaku usaha UMKM yang ada di Kabupaten Pangandaran.(BK / RESTU)
