SPORTSJABAR – Badai Covid-19 melanda tim peserta kompetisi BRI Liga 1 2021-2022. Tak hanya pemain, pelatih dan ofisial pun ikut terpapar. Namun kompetisi tetap berjalan dengan pemain seadanya.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi sudah memutuskan klub masih bisa bertanding jika memiliki minimal 14 peman.
Dampaknya tim yang kehilangan banyak pemain karena terpapar virus Corona menurunkan pemain yang tersisa dan bisa dipastikan bukan kekuatan terbaik tim tersebut.
Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso mengatakan kasus Covid-19 yang menyerang para pemain, pelatih dan ofisial tim Liga 1 harus disikapi serius, sebab jika dibiarkan akan mengurangi kualitas kompetisi.
“Jika satu tim terdapat pemain yang terinfeksi Covid-19 dalam jumlah tidak sedikit, terutama pemain inti maka pelatih terpaksa memainkan skuad seadanya,”ujar Aji Santoso,Minggu,6 Februari 2022.
Kondisi tersebut membuat tim tampil seadanya, termasuk terpaksa memainkan pemain cadangan yang lama tidak main, atau baru sembuh dari cedera seperti timnya beberapa waktu lalu saat melawan PSS maupun PSIS.
Di tim lain juga demikian, ia mencontohkan laga antara PS Tira Persikabo yang menjadi bulan-bulanan Bali United karena pemain yang tak lengkap.
“Kasihan pelatih dan pemain karena terpaksa melakoni pertandingan dengan tidak berkekuatan penuh. Dari sini, tentu asas keadilan sangat dibutuhkan. Sebab, tidak adil kalau satu tim tampil lengkap, dan satunya pincang,” kata Aji.
Selain membuat tim pincang, kata Aji, para pelatih juga susah memainkan taktikal dengan kondisi tim seadanya dan tidak sesuai dengan latihan yang sudah disiapkan sebelumnya.
“Sekarang pemain diketahui positif corona satu hari menjelang pertandingan, padahal di latihan sudah disiapkan. Pelatih tentu kesulitan karena strategi dan taktikal tidak sesuai harapan, terlebih pemain inti banyak absen,” ucap dia.
Karena itu, Aji meminta pertimbangan aspek kualitas kompetisi dan asas keadilan menyikapi banyaknya pemain Liga 1 yang terpapar Covid-19.
Ia mengusulkan ke PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1 untuk mengevaluasi, salah satunya terkait aturan yang melanjutkan pertandingan apabila satu tim pemainnya masih berkekuatan minimal 14 pemain. Ini sesuai Ayat 7 Pasal 52 regulasi kompetisi.
“Kami usul, boleh diterima maupun tidak. Bagaimana kalau aturan tersebut diubah, yaitu apabila di satu tim terdapat lebih dari lima pemainnya terpapar Covid-19 maka harus ditunda. Sekali lagi, ini demi menjaga kualitas liga dan keadilan,” tutur juru taktik asal Malang ini.
Aji mengaku sepakat Liga jangan sampai dihentikan karena sudah berjalan lebih dari 50 persen.Tapi, mungkin ada solusi lain yang melindungi kualitas liga.
“Kami sebenarnya juga nyaman di Bali, tapi Covid-19 di sini semakin masif dan PSSI harus memiliki jalan keluar,” tambah Aji.(*/Antara)