SPORTSJABAR-Ganda putri terkuat Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti melaju ke babak 16 Besar Malaysia Masters 2023 setelah menumbangkan pasangan Hong Kong, Yeung Nga Ting/Yeung Pui 21-16, 21-19 di Axiata Arena, Kualalumpur,Rabu 24 Mei 2023.
Apriyani Rahayu bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan pertama dengan kemenangan.Tapi diakui memang tidak mudah terutama di gim kedua karena lawan benar-benar memperbaiki penampilan mereka di gim pertama.
“Pola permainan mereka memang tidak bisa satu dua kali langsung mati jadi harus terjadi reli dulu.Kami berusaha untuk tidak hilang fokus dan tetap pada pola yang kami siapkan untuk memenangkan pertandingan hari ini,” ujar Apri, dikutip dari rilis Humas PBSI.
Menurut Apri besok ada istirahat satu hari, yang akan dimanfaatkan untuk recovery badan dulu.Kendati demikian tapi dari sisi pikiran harus tetap fokus.
“Yang penting kami tidak boleh sakit dengan makan yang bagus, pola tidur yang bagus,” jelas Apri.
Siti Fadia mengakui seusai Piala Sudirman tetap latihan di Suzhou walau hanya di Gym untuk menjaga kondisi.Ketika sampai di Malaysia kemarin langsung coba latihan teknik setelah beberapa hari tidak pegang raket.
“Kami memang masih harus adaptasi dan recovery.Kami mau push terus, fokus step by step di setiap turnamen di Race to Olympic ini,” tutur Fadia.
Namun keberhasilan Apri/Fadia tidak diikuti dua pasangan ganda putri Indonesia lainnya. Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi takluk di tangan pasangan Korea Selatan Lee Yu Lim/Shin Seung Chan (Korea) 16-21, 14-21.Sementara Ribka Sugiarto/Lanny Tria Mayasari juga ditekuk pasangan Negeri Ginsang,Baek Ha Na/Lee So Hee 19-21, 11-21
Amalia Cahaya Pratiwi mengatakan hari ini bermain kurang maksimal.Tadi sebenarnya startnya sudah bagus, sudah enak mainnya.Tapi ketika lawan sudah menemukan pola dan ritme permainannya, malah bingung sendiri dan banyak mati sendiri.
“Kami tidak ada beban atau tidak mau terbebani dengan status juara SEA Games. Kami mau belajar lagi, evaluasi lagi dan terus berproses,” katanya.
“Kami akui mereka adaptasi lapangannya cepat. Kondisi kalah angin dan menang anginnya mereka bisa cepat menguasai. Itu membuat kami sulit untuk berkembang,” imbuh Febriana Dwipuji Kusuma.(*/Humas PBSI)
Foto: Humas PBSI