Outbond PB Djarum 2024: Gembleng Pebulu Tangkis Masa Depan di Kaki Gunung Tangkuban Perahu

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTSJABAR– PB Djarum memboyong tak kurang dari 85 atlet kategori usia U-11 hingga U-17, baik putra maupun putri ke kawasan hutan pinus di kaki gunung Tangkuban Perahu,Lembang,Jawa Barat.Mereka berada di sana selama empat hari.

Para pebulu tangkis masa depan tersebut datang ke kawasan yang dikenal sebagai tempat wisata itu bukan untuk rekreasi.Mereka mengikuti outbound yang diselenggarakan selama empat hari yakni 10 hingga 13 Januari 2024 di Zone 235 Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Di alam terbuka tersebut, para atlet mengikuti sebanyak sembilan games diantaranya Sky Run, Walking in The Sky, Blindman Walking, dan Double Rope Bridge.

Sejumlah games seru dan menantang ini melatih para atlet dalam berkomunikasi dengan rekan satu tim, membangun kekompakan, serta menambah disiplin diri.

Sebanyak 85 atlet tersebut dibagi menjadi 9 – 10 kelompok, yang terdiri dari 7 sampai 11 peserta setiap kelompoknya. Tak hanya harus menyelesaikan games, mereka juga ditantang untuk melakukan hiking ke Tangkuban Perahu guna menguji stamina dan endurance masing-masing atlet.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan PB Djarum ini bertujuan mencetak para pebulutangkis masa depan Indonesia yang memiliki karakter tangguh demi mendulang prestasi di tingkat dunia.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, mengatakan pahlawan bulutangkis tidak hanya lahir melalui bakat dan teknik yang mumpuni di atas lapangan semata, namun juga memiliki psikologi yang matang ketika mengatasi lawan di arena pertandingan.

“Untuk itu, demi mematangkan psikologis atlet, kami secara berkala menyelenggarakan outbound sebagai salah satu upaya pembangunan karakter agar para atlet mempunyai bekal yang kokoh dari sisi psikologi. Ini penting, karena saat bertanding, aspek psikologis itu punya pengaruh besar agar si atlet bisa menang dan membawa gelar juara,” tutur Yoppy kepada pewarta di Cikole,Lembang, Kamis,11 Januari 2023.

Ia melanjutkan, dalam beberapa situasi, aspek psikologis bahkan bisa menjadi penentu kemenangan bagi seorang atlet. Contohnya ialah ketika bertemu lawan berat di babak krusial. Hingga atmosfer pertandingan yang tidak bersahabat seperti dukungan penonton lawan yang bergemuruh di atas tribun.

“Ini semua tentang psikologi atlet bagaimana agar mentalnya tetap kuat, tetap konsentrasi sehingga bisa konsisten mengeluarkan kemampuan terbaik dan menjadi juara,” ujar dia.

Untuk itu, melalui kegiatan mancakrida yang diselenggarakan selama empat hari di alam terbuka tersebut, para atlet akan ditempa untuk bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda dari kehidupan keseharian mereka ketika berada di asrama.

Pebulutangkis muda ini,lanjut Yoppy juga ‘digembleng’ guna menumbuhkan sikap kemandirian, disiplin, pantang menyerah hingga kemampuan mengelola emosi diri.

“Bila biasanya mereka tinggal di asrama dengan seluruh fasilitasnya, atau tinggal di hotel ketika mengikuti kejuaraan, kini mereka kami bawa ke alam terbuka. Tidur di barak dan mengikuti berbagai kegiatan yang menantang,” papar Yoppy.

Ia menambahkan ini akan menuntut mereka memiliki kemampuan adaptasi dan menumbuhkan sikap kemandirian serta disiplin. Aspek-aspek tersebut diharapkan muncul karena itu akan berguna ketika mereka bertanding nanti.

Berfokus pada pengembangan psikologi atlet, dalam kegiatan ini Djarum Foundation dan PB Djarum bekerja sama dengan Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran yang akan mengamati kondisi psikologis para atlet selama outbound berlangsung.

Pemantauan intensif akan dilakukan dengan melibatkan 19 psikolog dengan masing-masing dua psikolog di setiap kelompok sebagai observer.

Rt. Annissa Apsyari selaku Psikolog di Bidang Layanan Asesmen & Intervensi dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran menuturkan, observer bertindak untuk mengamati kondisi psikologis para atlet, diantaranya kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, stabilitas emosi, resiliensi, daya tahan terhadap tekanan, dan kerja sama.

Berdasarkan observasi psikologi yang dilakukan, diperoleh gambaran kondisi psikologis para atlet dalam mengatasi tantangan dan melakukan pengembangan diri.

“Melalui serangkaian simulasi/games tersebut, akan diamati bagaimana para atlet menghadapi tantangan dan mencoba beradaptasi serta bangkit dari kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Setelah melakukan simulasi/games, sesi diskusi akan dilakukan antara psikolog dan para atlet untuk memperdalam aspek psikologis, sehingga dapat menjadi masukan untuk perkembangan para atlet dalam bertanding dan berprestasi di bidangnya.” papar Annissa.

Lebih lanjut, Annissa menuturkan bahwa kondisi psikologis menjadi aspek penting yang mempengaruhi seorang atlet mencapai hasil optimal baik dalam proses latihan maupun dalam pertandingan.

“Resiliensi dan daya tahan terhadap stres menjadi faktor yang penting sebagai penggerak bagi para atlet agar mereka memiliki daya juang yang tinggi untuk berlatih dan menjadi juara,” sambungnya.

“Sehingga kami berharap, melalui rangkaian kegiatan ini, para atlet muda bisa memetik pembelajaran penting yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ketika meniti tangga menjadi atlet profesional,” Annissa menambahkan.

Rony Aprilianto selaku director Zone 235 menjelaskan ada dua macam kegiatan yang dijalani para atlet muda PB Djarum ini selama empat hari di kawasan Cikole,Lembang.

“Dua kegiatan tersebut adalah team work dan personal game.Dalam kegiatan ini mereka dituntut mampu berjuang untuk mencapai titik yang dituju,”jelas Rony.

Menurut Rony Banyak hal yang menantang pada berbagai kegiatan yang didesain khusus atas permintaan PB Djarum.

“Semua kegiatan ada ciri khasnya, salah satunya kegiatan yang dinamakan Walking in The Sky,” katanya menambahkan.

Pelatih PB Djarum, Ade Lukas mengakui gembira pemain asuhannya bisa mengikuti outbond ini karena berdampak positif bagi perkembangan mereka.

“Bagus untuk meningkatkan kedisiplinan,daya juang di lapangan serta rasa percaya diri.Saya percaya pulang dari sini bisa berubah menjadi lebih baik,” tutur Lukas.

Menurut dia pembinaan mental memang tidak instan, perlu proses.Namun melalui kegiatan ini mereka belajar disiplin dan cara berpikir bahwa mereka harus kerja keras untuk meraih prestasi.

Atlet asal Solo, Mubarok senang mendapat kesempatan mengikuti outbond bersama rekan-rekannya di PB Djarum.

“Saya bersama tim baru mencoba dua permainan, salah satunya Walking in Sky,” kata Mubarok.

Peserta lainnya, Joy mengakui permainan yang dijajal mendorong dia untuk berani.Keberaniannya mampu menepis rasa takutnya kala mencoba permainan yang ekstrim.

“Awalnya agak ragu karena di salah satu permainan di bawahnya ada jurang. Jadi harus hati-hati,”ungkapnya.(BUDI)

Leave a Reply