SPORTSJABAR.COM-Pandemi COVID-19 yang melanda dunia berdampak negatif pada berbagai aktivitas yang mengumpulkan masa,termasuk seni budaya.Untuk menyiasati kondisi yang ada, Coklat Kita pun berkreasi menggelar program digital bertajuk Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran “Ngaguar Budaya Urang”
Program ini merupakan versi digital dari event Coklat Kita Napak Jagat Pasundan yang selama ini fokus pada pelestarian seni dan Budaya Sunda sejak tahun 2013, dengan melakukan penggarapan dan pertunjukan seni budaya di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Program Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran ini telah berjalan sejak Mei lalu, dan di
rencanakan akan berjalan sampai akhir tahun 2020 nanti. Program yang menarik ini bisa dinikmati dari berbagai penjuru dunia di IGTV NAPAKJAGATPASUNDAN dan Youtube Channel NAPAK JAGAT PASUNDAN OFFICIAL yang tayang setiap hari Jumat pukul 20.00 wib untuk setiap episodenya.
Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran diharapkan menjadi panggung kreatifitas bagi para seniman budaya Sunda agar tetap bisa berkarya serta tampil melalui pentas secara virtual. Selain, pentas virtual, program tersebut juga menyisipkan acara talk show yang mendatangkan narasumber ternama, khusunya dalam bidang seni dan budaya.
Tries Pondang,selaku Perwakilan Coklat Kita , mengatakan program digital Pojok NJP Ngubaran merupakan sebuah upaya dari pihaknya dalam menciptakan ruang kreatifitas bagi seniman di tengah pandemi COVID-19.
“Coklat kita itu merupakan suatu wadah offline dan online para seniman, dan inilah salah satu contoh online yang kita jalankan di tahun ini dalam kondisi pandemi Covid-19. Artinya coklat kita tidak pernah habis kreatifitasnya,” ucap Tries di studio Coklat Kita NJP Ngubaran, Bojongkoneng, Kabupaten Bandung, Rabu (22/7/2020).
Tries mengucapkan terimakasih kepada para duta Napak Jagat Pasundan serta para penggawa Enam CC selaku event organizer ,atas kerjasamanya dalam satu tim yang telah berhasil merilis program Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran.
Tries menyebutkan,rencananya, dalam setiap episode Coklat Kita NJP Ngubaran, akan ada penampilan kesenian dari satu sanggar di Jawa Barat. Selain itu, program tersebut juga menggelar talk show dari narasumber ternama untuk membahas sebuah tema budaya.
“Arah dari coklat kita tidak ingin punya eksklusif yang kita akan tetap bersilaturahmi dengan sanggar-sanggar baru. Artinya, NJP ini bukan hanya milik sanggar-sanggar tertentu. Dan ini bukan hanya pagelaran aja tapi ada edukasinya, karena setiap episode ada talkshow nya juga,” tutur Tries.
Ia menjelaskan selama tahun 2020 secara total terdapat 38 episode dari program ini yang ditayangkan setiap pekan di IGTV dan chanel Youtube.
“Kalau kita bicara 38 episode artinya yang kita kerjakan lebih dari yang pernah kita kerjakan di tahun-tahun sebelumnya dan jangkauannya akan lebih luas,”terangnya.
Para seniman Sunda yang tampil pada program digital ini akan terpublikasi secara sejagat, karena yang namanya media digital seperti Youtube dan media sosial bisa merambah kemana-mana .Apalagi ketika tayang disertai teks bahasa Inggris,sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas.
Salah satu Duta NJP, Ega Robot mengungkapkan, program digital Pojok NJP Ngubaran berupaya untuk memutus mata rantai kesulitan yang dihadapi para seniman di Jawa Barat di tengah pandemi virus Corona. Pasalnya, dalam program tersebut, para seniman diberikan ruang untuk beraktifitas meski dilakukan secara virtual.
“Di masa pandemi ini, banyak seniman yang drop, ini yang harus kita jaga.Mudah-mudahan ini bisa terus memperpanjang semangat para seniman untuk terus berkegiatan yang berhubungan dengan budaya,” ujar Ega.
Ega yang juga seorang seniman, mengungkapkan,dalam kesenian tidak ada perbedaan yang signifikan antara pentas virtual dan langsung. Namun, cara menonton dan menikmati pertunjukannya saja yang berbeda.
“Yang namanya seni itu harus jujur, jadi meskipun pentas virtual tidak akan mengurangi makna dan keaslian pertunjukan seni tersebut,” ungkap Ega.
Sementara itu, Pupung Supena,salah satu pengisi acara yang menampilkan keseniaan Tarawangsa menuturkan, dengan adanya program pentas virtual seperti Pojok NJP Ngubaran sangat membantu para seniman yang sempat vakum akibat pandemi Covid-19.
“Alhamdulilah, dengan adanya NJP bapak selaku orang kampung tradisi bisa manggung melalui alat media zaman sekarang,” ujar Pupung dari Sanggar Seni Lugina asal Sumedang.
Pupung berharap melalui pentas virtual tersebut, kesenian yang dibawakannya, yaitu Tarawangsa dapat dikenal banyak orang. Pasalnya, pentas virtual sangat memungkinkan untuk ditonton oleh banyak masyarakat dari berbagai daerah bahkan lintas negara.
Ia mengakui sangat senang bisa mendapatkan kesempatan tampil dalam media modern seperti pentas virtual, sekaligus mengenalkan kesenian tarawangsa, supaya kesenian ini jangan sampai punah.
“Apalagi pakai virtual pasti lebih nyebar, jangankan satu desa, tapi virtual ini bisa mendunia,” tandasnya.
Agus Pryoga,dari event organizer Enam CC menjelaskan sanggar yang tampil pada Pojok NJP Ngubaran selain yang berasal dari keluarga besar NJP di 13 kabupaten dan kota di Jawa Barat,juga ada sanggar baru seperti sanggar seni Lugina dari Sumedang.
“Untuk penampilan pada setiap episodenya inline dengan pokok bahasan dalam talk show. Contohnya episode sekarang menampilkan kesenian tarawangsa, karena tema bahasannya adalah tarawangsa,”ujar Yoga
Sebelumnya ketika membahas bahasa indung,yang tampil dalam Pojok NJP Ngubaran adalah sastra dan puisinya. Jadi semua penampil disesuaikan dengan tema yang diangkat di episode tersebut.(BUDI)