SPORTSJABAR-Pebulu tangkis Indonesia yang berlaga di Olimpiade Tokyo pada Kamis, 8 Juli nanti sudah terbang menuju Prefektur Kumamoto, Jepang untuk proses adaptasi dan aklimatisasi selama 10 hari sebelum menjejakkan kaki di Tokyo.
Jonatan Christie wakil Indonesia di nomor tunggal putra bersama Anthony Sinisuka Ginting mengatakan mereka pergi duluan untuk training camp di Kumamoto.
“Itu salah satu hal yang menurut saya bagus untuk kita mempersiapkan segala kondisi yang ada di Jepang. Kita bisa adaptasi suasana di sana. Sisanya mungkin hampir sama ya latihannya seperti di Jakarta, tinggal menjaga pikirannya saja,” ungkap Jojo.
Persiapan yang dilakukan tidak hanya teknis,tapi juga non teknis.Peraih emas tunggal putra Asian Games 2018 ini mengaku hal-hal non teknis lebih banyak bermain di pertandingan-pertandingan besar termasuk Olimpiade.
“Hal nonteknisnya seperti pertama dari pikirannya, bagaimana mengatasi cara masuk lapangannya nanti, itu pasti beda. Lalu dari fokusnya dan juga perjuangannya harus ada yang beda dari turnamen-turnamen biasa. Pastinya harus lebih keras dan lebih semangat,” ujar Jojo.
Sebagai atlet bulutangkis, pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu terbilang cukup sukses di ajang multievent. Jojo sudah berhasil menaklukkan SEA Games 2017 Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 Jakarta dengan torehan medali emas.
Tapi hal itu tidak membuat Jojo jumawa, ia bahkan sadar betul Olimpiade adalah ajang yang sama sekali berbeda dari multievent lain.
“Multievent itu adalah salah satu pertandingan yang lebih banyak orang tahu daripada pertandingan-pertandingan terbuka biasa. Selain itu, kadang multievent terasa lebih merepresentasikan negara. Lebih berasa aja membela Indonesia ya walau di ajang lain juga saya membawa nama Indonesia,” tutur Jojo.
Menurut dia suasana dan atmosfer Olimpiade pasti berbeda dengan Asian Games, Olimpiade ajang yang lebih besar walau memang kalau kita bicara bulutangkis kekuatannya masih ada di Asia dan saat itu saya bisa mencapai hasil yang bagus. Tapi tidak bisa dipungkiri sekarang pemain-pemain Eropa juga sangat bagus. Itu menunjukkan persaingan akan ketat di Olimpiade kali ini.
“Saya tidak merasa tertekan, lebih dibawa enjoy sih. Sekarang bagaimana mengatasi pikirannya, bukan pressure ya. Kan setiap atlet pasti maunya menang dan itu yang saya kontrol, saya pikirkan bagaimana mengatasinya,” jelas Jojo.
Walau mencoba enjoy, Jojo mengaku tetap diliputi ketegangan menghadapi Olimpiade. Namun bukan Olimpiadenya yang membuat ia tegang, melainkan kondisi dunia yang sedang tidak menentu karena pandemi Covid-19.
Ditanya mengenai target, Jojo mengaku ingin mendapat hal yang baik dari keikutsertaan pertamanya di Olimpiade tahun ini.
“Harapannya bisa dapat sesuatu hal yang baik, kalau untuk dapat medali di Olimpiade pasti semua juga ingin tapi sejauh ini saya mau coba lakukan yang terbaik dulu dan saat masuk di lapangan tunjukkan kalau ini sudah mewakili Indonesia dan siap berjuang mati-matian,” ujarnya.
Tim bulutangkis Indonesia memastikan mengirim tujuh wakil atau 11 atlet ke Olimpiade Tokyo 2020. Mereka adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran). (*/badmintonindonesia.org)