Keempat presiden tersebut adalah Man Jasad sebagai Presiden Republik Gaban, Budi Dalton sebagai presiden Negara Republik Pacantel, Pidi Baiq sebagai Presiden Republik The Panas Dalam dan DR. Zastrouw sebagai Presiden Republik Jalanan.
Sidang Umum Warga DCDC dipimpin oleh Rully Cikapundung selaku ketua Majelis Perwakilan Warga DCDC yang sekaligus sebagai pemandu jalannya sidang umum.
”Seperti kita ketahui perang dunia ketiga sudah mencuat di twitter, kita coba membuat supaya perang dunia ke tiga terjadi benar benar damai di sini. Agenda sidang dibagi tiga, pertama laporan pertanggung jawaban, penampilan dari Iksan Skuter, dan penandatangan kartu warga DCDC,” kata Rully saat membuka jalannya persidangan.
Peserta sidang adalah perwakilan warga DCDC dari masing-masing presiden. Mereka diberi hak untuk bertanya dan mengkritisi pidato pertanggung jawaban yang disampaikan oleh presidennya.
Keempat presiden bergantian naik mimbar menyampaikan program andalan dan berupaya meyakinkan rakyatnya bahwa program mereka berhasil.
Kesempatan pertama diberikan kepada Presiden Republik Jalanan,Dr Zastrouw yang menyampaikan pidato pertanggung-jawaban mengenai keberhasilan program pembangunan infrastruktur di negaranya.
Ia membanggakan kemajuan rakyat Republik Jalanan berkat jamu tolak miskin yang dikembangkannya. Jamu ini dinilai sukses karena kemiskinan menurun dari kakek,anak,hingga cucu.
“Kami juga berhasil menangani bencana banjir. Banjir di negara kami bentuknya hoaks dan fitnah. Untuk menanganinya, kami membangun benteng persaudaraan,” kata Zastrouw yang disambut tepuk tangan penonton.
Berikutnya,giliran Presiden Republik Pacantel, Budi Dalton, memberikan Laporan mengenai keberhasilan program pertahanan dan keamanan dinegaranya.
Budi Dalton menuturkan telah berhasil mengembangkan senjata pemusnah masal untuk nyamuk,sehingga tidak ada lagi warga yang terkena malaria.
“Di negara kami nyaris tidak ada bencana alam. Sebab, warga Republik Pacantel bisa menjaga keseimbangan alam. Pokoknya semua dilaksanakan atas kerjasama dengan rakyat,” ujar Budi.
Presiden Republik Gaban, Man Jasad, menyampaikan pidato pertanggung jawaban mengenai keberhasilan program lingkungan hidup. Salah satunya dengan mengurangi sampah pelastik.
“Kami juga membuat kartu jomblo, kartu duda pra sejahtera, subsidi kesehatan, peningkatan tingkat kemapanan pria yang meningkatkan kesejahteraan wanita,”paparnya.
Terakhir, Pidi Baiq selaku Presiden The Panas Dalam, menuturkan pandangannya tentang kereligiusan hingga terkait perekonomian warga Panas Dalam.
Perwakilan dari DCDC, Sigit Prasetyo menjelaskan bahwa Sidang umum warga DCDC adalah sidang tahunan yang digagas oleh Majelis Perwakilan Warga DCDC.
Sidang umum sengaja diadakan di awal tahun 2020 karena banyak rakyat DCDC yang ingin berkumpul mendengarkan visi dan pertanggungjawaban presiden mereka.
“Sidang umum ini tidak hanya berisi humor tetapi juga diselingi dengan edukasi yang fresh. Karena walaupun ini merupakan negara imajiner tetapi mengangkat isu-isu yang sedang viral di masyarakat,”ungkap Sigit.
Materi yang disampaikan keempat Presiden negara imajiner ini meski sarat humor dan nakal,namun tetap menyisipkan pesan dan edukasi bagi warga DCDC, para pendengar dan penonton umum.
“Empat presiden ini kami pilih karena mereka memiliki kapasitas, kreatif dan mampu mengedukasi,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Atap Promotions, Addy mengungkapkan sidang umum ini diadakan diawal tahun sebagai bagian dari laporan pertanggung jawaban empat presiden dan merupakan program baru.
“Biasanya mereka selalu hadir di bulan puasa. Sekarang setiap awal tahun kami minta pertanggungjawaban program yang sudah mereka jalankan ,” ujar Addy.
Diakuinya bahwa Sidang Umum Warga DCDC merupakan acara baru yang akan dilaksanakan setiap awal tahun.
“Ide awal program ini berawal dari Ayah Pidi Baiq dan disambut Atap Promotion.Harapannya acara ini terus berlanjut di masa yang akan datang,”terangnya.
Ia gembira animo penonton menyambut program baru ini sangat tinggi.Terbukti sebanyak 150 tiket sold out pada saat registrasi.(BUDI)