Superadventure Deep Forest Challenge 4:Ekspedisi Penuh Tantangan Taklukan Hutan Liar Dengan Kebersamaan

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTSJABAR– Fakta menarik tersaji dalam event bertajuk Superadventure Deep Forest Challenge (DFC) jilid 4 melintasi jalur Tasikmalaya-Pangandaran pada 1 hingga 6 September 2025.Ini merupakan kegiatan bakti sosial yang dikemas dengan konsep berpetualang dengan menyusuri hutan belantara.

Superadventure DFC 4 menggelar dua kategori yaitu Expedition Wild Forest dari Tasikmalaya ke Pangandaran yang berlangsung 1-6 September 2025 dan Overland pada 4-6 September 2025.

Ekspedisi pada DFC Jilid 4 dinamai wild forest alias hutan yang liar.Pasalnya jalur yang dilalui belum pernah dilalui orang. Expedisi kali ini hanya diikuti sebanyak 22 mobil.

Sedangkan DFC Overland pesertanya 50 mobil.DFC Overland merupakan sebuah perjalanan istimewa yang memadukan semangat petualangan dengan nilai-nilai kebersamaan, kepedulian serta kecintaan pada tanah air.

Kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkenalkan keindahan destinasi wisata, kekayaan budaya daerah serta memperkuat upaya pelestarian alam.

Lebih dari sekedar ekspedisi kegiatan ini menghadirkan makna sosial yang mendalam melaju aksi nyata kepedulian terhadap masyarakat sekitar.Nilai kebersamaan dan kepedulian sosial berjalan seiring dengan misi memperkuat pariwisata,menjaga lingkungan dan melestarikan keragaman budaya.

Perwakilan Superadventure Andri Yulandri mengakui event DFC 4 ini sangat baik,pihaknya sangat mendukung apa keinginan komunitas-komunitas Adventure yang ada di Jawa Barat khususnya dan umumnya ada di Indonesia.

“Mudah-mudahan dan seterusnya kita tetap ada di tengah-tengah komunitas Adventure. Superadventure tetap akan eksis akan mendukung selama itu positif buat komunitas yang ada di dalamnya seperti komunitas offroad, komunitas overland dan lain sebagainya,” papar Andri, Sabtu (6/9/2025) di Hello Beach Cafe, Pangandaran.

Menurut Andri intinya Superadventure sejalan dengan kegiatannya DFC di tahun tahun sebelumnya dan tahun sekarang.Ia menilai DFC 4 yang jelas jauh ada peningkatan.

Bukan dalam artian tahun sebelumnya tidak sukses tapi tetap sukses, tapi untuk tahun 2025 jauh lebih sukses, jauh lebih banyak untuk peserta sampai dua kali lipat.Total untuk peserta untuk ekspedisi itu ada 22 KR, terus untuk overland-nya ada 50 mobil.

Ia menambahkan DFC ini sekarang menginjak gelaran ke-4 tapi untuk Super Adventure ikut mendukung pada 2023 sama 2025.

“DFC ini tidak selalu dalam satu lokasi, DFC 1 sampai DFC 4 ini tempatnya berbeda-beda. Namun kualitas secara track dan atau penyelenggaran tetap terjaga,” ucapnya.

Ini Kembali kepada jati diri DFC dan Superadventure bahwa ekstrim tetap tapi harus aman. Yang jelas tantangan bukan rintangan dan kata mereka bahwa ini rasanya super.

Uniknya, lanjut Andri, di DFC itu sebetulnya tidak ada pemenang. Semua menang. Semua itu menang.Superadventure DFC tidak membuat suatu kompetisi da tidak membeda-bedakan komunitas satu dengan komunitas yang lainnya.

“Yang penting mereka kita dukung bisa melewati trek yang dibikin oleh penyelenggara dan mereka akan disematkan satu penghargaan berupa Pin, begitu pas mereka masuk finis,” jelasnya.

Meskipun tidak semua masuk finis, bukan berarti mereka itu gagal karena dilihat dari proses dan usahanya dari masing-masing komunitas. Jadi semuanya menang, tidak ada yang tidak menang.

“Yang penting merasa selamat sampai tujuan pulang lagi ke rumah dengan selamat, tidak ada kekurangan apapun itu semua menang,” tandas Andri.

Ada satu keunikan penyelenggaraan DFC adalah satu kegiatan yang boleh dikatakan kegiatan outdoor tetapi menurut pengamatannya tidak merusak lingkungan.Bahkan mungkin ada situs yang sudah enggak kepelihara atau enggak ketahuan, begitu dibuka sama teman-teman DFC ini semua kebuka. Itu ada juga yang mungkin yang jadi ekowisata.

Untuk menggelar hajat istimewa ini Superadventure bekerja sama dengan Lima Production, Perhutani, IMI Jabar, dan IOF Jabar.

Sejumlah sponsor turut mendukung kegiatan ini, antara lain Pertamina DEX, Bank BJB, Bright Gas, Actionline 4X4, Folix, Madlife Overland, dan Yumm Dimsum.

Leo Firmanto selaku pendiri Deep Forest Challenge (DFC) menjelaskan perjalanan Superadventure Deep Forest Challenge 4 dimulai dari 1 September 2025 di Hutan Urug di Kota Tasikmalaya.

“Kita start pagi mulai dari hutan Urug Tasikmalaya.Hutan tersebut pertama kali ditanam tahun 1960,jadi pohonnya sudah besar-besar.Karena hutan liar konturnya tidak bisa diperkirakan. Apalagi sebulan sebelum event hujan turun terus menerus.Alhamdulilah saat event dimulai hujannya berhenti,” ujar Om Leo,sapaan akrabnya.

Menurut dia akibat hujan selama satu bulan itu lumayan merepotkan.Peserta menghabiskan waktu selama 6 hari untuk sampai di Pangandaran.Setelah etape pertama di hutan Urug selanjutnya masuk hujan cuka tomat itu juga merupakan wilayah Perhutani.

Jalur yang dilalui adalah jalur dari jaman kolonial yang sudah tertutup puluhan tahun. Di sini mobil ada yang pecah pionnya, bahkan sampai terguling.

“Perjalanan dimulai jam 8 pagi. Demi keamanan setiap hari dilakukan hingga jam 5 sore.Kami menginap di lokasi dan perjalanan dilanjutkan keesokan harinya” ujar Om Leo .

Saking beratnya jalur yang dilalui dari 22 mobil yang jadi starter dalam expedisi kali ini hanya belasan yang sampai finis di Pangandaran.

Om Leo menuturkan setiap penyelenggaraan DFC pasti berbeda karna event ini bukan offroad yang memiliki standar aturan, justru alamnya yang membuat aturan itu sendiri. Pihaknya tidak menaklukkan alam tapi menyiasati alam agar bisa dilalui dengan baik.

“Rute tiap penyelenggaraan berbeda, peraturannya berbeda dan kondisi alamnya pun ,demikian juga dengan ketinggiannya. Mdpl DFC kali ini yang terendah dibanding sebelumnya. Sekarang kami hanya main tertinggi 400-500 m diatas permukaan laut,” paparnya.

Binsar Betonianto selaku leader DFC 001 dari Jakarta, menyebut semua jalur di DFC4 adalah tantangan.

“Tidak ada duka. Semua ini adalah tantangan yang memang kita cari sebagai off-roader,” ujarnya.

Menurut Binsar, jalur menurun dan menanjak dengan kemiringan ekstrem memerlukan kendaraan dan perlengkapan recovery yang mumpuni.

Sementara satu peserta dari Bogor, Yuda Firmansyah, menegaskan pentingnya kerja sama tim, manajemen logistik, serta pengendalian emosi selama enam hari berada di hutan.

“Yang paling penting adalah jaga perasaan. Ketika berada di tengah hutan, kontrol emosi jadi kunci utama. Alhamdulillah, kami bisa sampai finish,” bilang Yuda.(budi)

Leave a Reply