Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019 Munculkan Ide dan Gagasan Brilian

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTJABAR.COM- Beragam ide dan gagasan brilian muncul dari peserta Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019 Final Regional Bandung.

Sebanyak 10 finalis beradu pemikiran dan gagasan sekaligus mempresentasikannya di hadapan dewan juri pada final regional Bandung di Hotel Amaroossa,Jalan Aceh,Kota Bandung,Kamis (2/5/2019).

Para finalis ini merupakan hasil seleksi dari 28 mahasiswa berprestasi penerima Djarum Beasiswa Plus peserta Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019 Regional Bandung.

Kesepuluh finalis terbagi masing-masing lima peserta untuk kategori karya tulis yaitu di bidang Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

Proses seleksi dilakukan oleh tiga juri yang terdiri dari akademisi, jurnalis hingga praktisi bisnis. Mereka adalah Dr. Kian Ming, S.Si., M.Si (Dosen Fakultas Teknologi Informasi dan Sains, Universitas Katolik Parahyangan), Budhiana Kartawijaya (Wartawan senior Harian Umum Pikiran Rakyat), Gandjar Suwargani (pemilik OZ Radio).

Untuk kategori Humaniora, Budaya, dan Ilmu Sosial, dua Beswan Djarum yang terpilih yakni Hanny Rafiqoh, mahasiswi Universitas Pasundan jurusan Manajemen dan Petra Pradnja Paramita mahasiwi Universitas Katolik Parahyangan jurusan Hubungan Internasional

Sedangkan pada kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dua Beswan Djarum yang meraih juara ialah Sheilla Windy Komara, mahasiswi Institut Teknologi Bandung jurusan Sains dan Teknologi Farmasi dan Patricia Samantha Puteri, mahasiswi Institut Teknologi Bandung jurusan Farmasi.

Dr Kian Ming yang mewakili dewan juri menuturkan, sepuluh finalis di Final Regional Bandung memiliki ide dan gagasan yang brilian dalam memecahkan persoalan yang ada di masyarakat.

“Ide mereka beragam, jadi tema-tema yang diangkat tidak ada yang seragam. Ini membuktikan bahwa Beswan Djarum memiliki potensi besar dalam memberikan solusi bagi permasalahan yang ada,”paparnya.

Dia yakin, kalau mereka mendalami karya tulis tersebut dan mewujudkannya menjadi hal yang nyata, akan sangat luar biasa dampaknya bagi masyarakat.

Empat peserta dengan karya tulis terbaik dari dua kategori tersebut mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 5 juta dan piagam penghargaan, serta mendapatkan tiket untuk berkompetisi di Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019.

Petra yang menjadi pemenang dengan karya tulis berjudul Rekomendasi Kebijakan Indonesia Tentang Wilayah Perbatasan mengaku bahagia setelah perjuangannya menyusun karya tulis selama berhari-hari itu membuatnya sebagai pemenang dalam kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial.

“Awalnya jelas grogi karena juri banyak bertanya tentang karya tulis yang saya bawakan. Tapi saya bersyukur karena karya tulis ini terpilih oleh dewan juri. Ke depannya, saya akan memperbaiki karya tulis ini sehingga bisa semakin baik di Final Nasional Writing Competition,” ungkap Petra.

Patricia yang mempresentasikan karya tulis berjudul Cerana Beeswax: Lilin Lebah Indonesia Sebagai Alternatif Lilin Parafin Penyebab Kanker, mengucap rasa syukur karena ide dan gagasannya mendapat apresiasi yang besar dari dewan juri.

Ia menguraikan, lahirnya ide dan gagasan dalam karya tulis tersebut tak lepas dari kondisi yang ia lihat di wilayah Bandung.

“Di Bandung, banyak sarang lebah yang dibuang setelah madunya diambil. Padahal, sarang madu itu memiliki nilai tinggi sebagai bahan lilin yang ramah terhadap kesehatan manusia. Inilah yang membuat saya membuat karya tulis tersebut,” tutur Patricia.

Patricia mengaku bersyukur menjadi bagian dari Beswan Djarum,karena program Djarum Bakti Untuk Negeri sangat nyata dan menjunjung tinggi nasionalisme.

“Mereka Indonesia banget,kulturnya diciptakan untuk orang yang berusaha di Indonesia,di negerinya sendiri,”jelasnya.

Ia memilih Beswan Djarum bukan masalah uangnya tapi melihat rekam jejaknya.Pelatihan soft skillnya sudah berlangsung bertahun-tahun yang menghasilkan alumni yang jelas jadi apa.

Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, menuturkan, Writing Competition merupakan sarana dan wahana bagi Beswan Djarum untuk berani berpikir kritis terhadap permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Kemudian mereka ditantang untuk memberikan kontribusi positif sebagai solusi dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai.

“Writing Competition merupakan salah satu upaya mempersiapkan Beswan Djarum sebagai pemimpin masa depan, yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kreatif dalam mencari solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan sekitarnya,” ujar Primadi.

Writing Competition mengusung dua kategori karya tulis yaitu di bidang Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta kategori kedua yakni Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

Proses seleksi yang diikuti para Beswan Djarum dibagi dalam dua tahap di mana tahap pertama merupakan final regional yang diadakan di empat kota yakni Bandung, Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Di setiap final regional, akan dipilih dua pemenang dari tiap-tiap kategori yang akan meraih tiket untuk beradu gagasan di Final Nasional Writing Competition yang akan diadakan di Yogyakarta pada 21-22 Mei 2019.

Tahun ini animo para Beswan Djarum untuk mengikuti Writing Competition terbilang cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tercatat, sebanyak 165 Beswan Djarum mendaftarkan karya tulis mereka.

“Djarum Foundation sangat bangga dengan meningkatnya jumlah Beswan Djarum yang mengikuti kompetisi ini. Hal ini bisa berarti, bahwa semakin banyak Beswan Djarum memiliki pemikiran yang kreatif, inovatif dan orisinal, dan tentunya bersedia memberikan sumbangan pemikiran atas berbagai masalah terkini yang ada di masyarakat dan mereka mampu menawarkan solusinya,” jelas Primadi.

Kompetisi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian pembekalan soft skills yang diberikan kepada Beswan Djarum. Sebelumnya, para mahasiswa berprestasi ini telah dibekali dengan program Character Building yang membekali para Beswan Djarum dengan enam kualitas dasar yaitu keingintahuan, inisiatif, kegigihan, adaptabilitas, kepemimpinan, kesadaran akan isu sosial dan budaya.

Setelahnya, ada pula program Leadership Development yang memberikan serangkaian pelatihan guna menjadi pemimpin visioner, komunikatif, dan mampu memotivasi serta membawa pengikutnya menuju perubahan yang lebih baik.(BUDI)

Leave a Reply