SPORTSJABAR– Mojang Priangan mengharumkan nama Indonesia di setelah naik podium sebagai peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo atas nama Windy Cantika Aisah,sekaligus penyumbang medali pertama bagi kontingen Indonesia.
Cantika mengaku tak menyangka bisa meraih medali dalam debutnya di ajang Olimpiade di Tokyo, Sabtu,24 Juli 2021.
Pada usianya yang relatif muda, yakni 19 tahun,Cantika mampu menyumbangkan medali perunggu di kelas 49kg putri. Sebagai atlet debutan, ia mengaku tak berharap banyak saat berlaga di Tokyo. PB PABSI juga sejak awal tidak mematok target muluk-muluk kepada gadis manis ini.
“Alhamdulillah, senang sekali karena pada umur 19 tahun sudah bisa ikut Olimpiade dan menyumbangkan medali,” ujar Cantika dalam jumpa pers virtual di Jakarta,seperti dikutip dari Antara Sabtu,24 Juli.
“Ini menjadi kejutan apalagi ini Olimpade pertama saya. Saya tidak menyangka bisa dapat medali. Dari awal merintis karier sebagai lifter sudah diberi tahu soal ke depannya. Jadi saya mengalir saja,” sambung dia.
Cantika yang turun di kelas 49kg itu meraih medali perunggu setelah mencatatkan total angkatan 194kg, dengan snatch 84kg dan clean and jerk 110kg, demikian catatan resmi Olimpiade.
Sementara medali emas direbut oleh lifter China Hou Zhihui yang membukukan total angkatan 210kg (snatch 94kg dan clean and jerk 116kg).
Lifter India Chanu Mirabai berhak atas medali perak seusai mencatatkan angkatan total 202kg dengan snatch 87kg dan clean and jerk 115kg.
Dalam debutnya di ajang Olimpiade,Cantika harus gagal terlebih dahulu saat melakukan angkatan snatch 84kg di percobaan pertama. Dia baru mampu mengangkat barbel seberat 84kg itu di kesempatan kedua.
Sayangnya, Cantika kembali gagal ketika mencoba menambah beban angkatannya menjadi 87kg pada percobaan ketiga.
Beruntung kegagalan tersebut langsung ditebus saat ia melakukan angkatan clean and jerk.
Cantika tak menemukan hambatan yang berarti saat melakukan angkatan clean and jerk dalam tiga kesempatan. Dia dengan mudah mengangkat angkatan dimulai dengan 103kg, 108kg, hingga 110kg, dan memastikan medali perunggu untuk Indonesia.
Cantika sebetulnya sudah diprediksi bisa meraih medali di Olimpiade Tokyo oleh pelatih berdasarkan hasil yang ditorehkan dalam dua turnamen kualifikasi, April dan Mei lalu.
Namun ketika turun ke arena pertandingan Olimpiade, dia justru harus memulai laga kurang optimal karena dia dua kali gagal melakukan angkatan snatch. Diakuinya, kegagalan itu akibat kurangnya waktu pemanasan.
“Untuk tadi di angkatan snatch itu waktunya pemanasannya sedikit, saya kira pemanasannya lama ternyata sebentar. Jadi saya agak ngos-ngosan,” tuturnya.
Beruntung, kegagalan itu langsung dibayar tunai saat Cantika berhasil melewati tiga percobaan angkatan clean and jerk.
Menurut pelatih kepala angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, keberhasilan anak asuhnya saat berhasil melakukan angkatan clean and jerk cukup mengejutkan.
“Kekurangan Windy berdasarkan evaluasi pelatih adalah dia masih lemah di clean and jerk. Tapi ternyata kemampuan dia sudah meningkat berkat kedisiplinan dia selama latihan,” kata Dirdja.(*/Antara)