SPORTSJABAR.COM – Tim putra Jakarta BNI 46 (BNI) memuncaki klasemen sementara Proliga 2020 dengan perolehan poin 18, setelah mengalahkan Surabaya Bhayangkara Samator (SBS) 3-1 (28-26, 25-23, 25-20 25-23) dalam pertarungan yang cukup sengit pada hari kedua seri dua putaran kedua, Sabtu (7/3/2020) di GOR C-Tra Arena Bandung.
Pada laga yang disaksikan sekitar 3.000 penonton yang memadati GOR C-Tra Arena, itu Rendy Tamamilang menjadi pembuka skor pada set pertama dengan servisnya yang berhasil. .
Meski begitu, SBS sempat memimpin. Namun, disamakan BNI 21-21. Tidak berjalan mulus, set pertama pun harus diwarnai tragedi cedera seter BNI, Dio Zulkifli saat SBS baru saja menggenapkan skor menjadi 24-24. Set itu akhirnya dimenangkan SBS 28-26.
Pada set kedua, SBS masih unggul hingga pertengahan. Menjelang akhir, skor terus saling kejar mengejar poin hingga akhirnya dimenangkan BNI dengan skor 25-23.
Kembali set ketiga dibuka oleh SBS. Sayangnya pada set ini, servis dari spiker andalan Rivan Nurmulki kerap meleset dan membuat poin lawan bertambah. Karena pertahanan yang bisa dibobol, SBS mandek di angka 20 hingga BNI menang dengan skor akhir 25-20.
Selisih satu poin terus bergulir hingga set keempat. Hingga pertengahan set, smes yang selalu berhasil diblok oleh SBS sehingga membuat BNI tertinggal dua angka menjadi 17-19. Pada waktu krusial, BNI kembali bangkit dan menutup pertandingan dengan skor tipis 25-23.
Pelatih BNI, Samsul Jais mengatakan bahwa kemenangan ini merupakan bagian dari taktik dan strategi.
“Meskipun sempat tertinggal, mereka bunuh kita bunuh. Jangan takut kalah tapi tetap berusaha untuk tampil bagus. Mental kita harus siap.” ucap Samsul tegas.
Meski demikian Samsul mengatakan evaluasi tetap jadi yang utama. Terutama akan konsentrasi di bloking.
Lain halnya dengan pelatih SBS, Ibarsjah Djanu Tjahtjono yang nampak kecewa dengan hasil pada laga kali ini.
“Ya ini menjadi PR bagi kami untuk di final four. Pertama kami akan perbaiki di pasing ya,” paparnya singkat. “Kami harus memaksimalkan waktu yang tersisa. Cukup tidak cukup harus bisa,” pungkasnya.(*)