SPORTSJABAR-Anthony Sinisuka Ginting memulai karirnya secara berjenjang dimulai dari turnamen kelompok umur sampai Sirkuit Nasional Djarum, yang mengantarkan pebulu tangkis binaan klub SGS PLN Bandung ini masuk Pelatnas Cipayung.
Ginting meraih gelar super series perdananya di kejuaraan bulu tangkis Korea Open 2017 selepas menumbangkan Jonatan Christie di partai final. Ini merupakan pertama kalinya dia meraih podium internasional.
Dalam partai puncak yang dilangsungkan di SK Handball Stadium, Seoul, anak Cimahi tersebut menyudahi perlawanan alot Jonatan dalam pertarungan tiga gim selama 68 menit, 21-13, 19-21, 22-20.
Untuk bertemu dengan Jonatan di babak final, Ginting, yang saat itu berusia 20 tahun, telah mengalahkan pemain unggulan, termasuk menumbangkan wakil Hong Kong Ng Ka Long Angus dan wakil Jepang Kenta Nishimoto di perempat final.
Setahun kemudian, Ginting kembali berhasil menyabet gelar juara dalam turnamen Indonesia Masters 2018 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta. Ginting mampu menyudahi perlawanan wakil Jepang, Sakai Kazumasa, dalam laga dua gim langsung 21-13, 21-12.
Kemenangan dan perjalanan menuju final mengalahkan pemain hebat, termasuk Chen Long (China) dan Chou Tien Chen (Taiwan), pada saat itu Ginting menyebut hal itu menjadi modal untuk pertandingan-pertandingan berikutnya dan targetnya menembus peringkat 10 besar dunia.
Namun, Ginting harus puas dengan medali perunggu saat langkahnya terhenti di babak semifinal nomor perorangan Asian Games 2018. Ginting terpaksa merelakan tiket ke final pada wakil dari Taiwan Chou Tien Chen, setelah dikalahkan 21-16, 21-23, 17-21.
Kekalahan di Asian Games, tak membuat Ginting patah semangat. Dia sukses membawa pulang gelar juara China Open 2018 setelah menaklukkan Kento Momota yang waktu itu menjadi unggulan ketiga dengan dua gim langsung, 23-21 dan 21-19.
Dengan kemenangan tersebut, Ginting bisa dibilang telah menjadi pemain super karena dalam perjalanan meraih juara harus mengalahkan empat juara dunia mulai dari Lin Dan, Victor Axelsen, Chen Long dan yang terakhir Kento Momota.
Satu tahun berselang, Ginting kembali bertemu dengan Kento Momota yang akan menjadi andalan tuan rumah Jepang untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo. Namun, kali ini Ginting harus legawa berada di posisi runner up BWF World Tour Finals 2019. Ginting harus melalui pertandingan dramatis melawan peringkat satu dunia itu dengan rubber game 21-17, 17-21, 14-21.
Paceklik gelar pada 2019 akhirnya tersudahi pada awal 2020 saat Ginting tampil sebagai juara tunggal putra Indonesia Masters 2020 setelah menyingkirkan juara bertahan asal Denmark Anders Antonsen dalam rubber game 17-21, 21-15, 21-9.
Kemenangan itu mengembalikan gelar juara kepada Anthony yang meraih gelar Indonesia Masters pada 2018, sekaligus menjadi kegagalan bagi Antonsen untuk mempertahankan gelar yang pernah dia raih dalam ajang yang sama pada tahun sebelumnya.
Ginting saat itu mengatakan kemenangan tersebut tidak hanya membanggakan bagi dirinya pribadi, namun juga mengembalikan citra sektor tunggal putra Indonesia yang sempat meredup.
“Gelar ini sangat berarti buat saya dan khususnya di tunggal putra. Sektor ini pada masa sebelum saya sempat vakum (gelar juara),” ujar dia.
Sekarang bersama Jonatan Cristie,Ginting akan bertarung di nomor tunggal putra ,membela Merah Putih di pesta olahraga akbar Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Biodata singkat
Nama: Anthony Sinisuka Ginting
Tempat tanggal lahir: Cimahi, 20 Oktober 1996
Klub: SGS PLN Bandung
Tangan: Kanan
Tinggi badan: 171cm
Sektor: Tunggal Putra.(*/Antara)