SPORTSJABAR-Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri pedayung Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020, menyiapkan diri dengan berlatih di Situ Cileunca, Pangalengan Kabupaten Bandung,Jawa Barat.
Kondisi pandemi membuat mereka tak bisa berlatih di luar negeri, mereka hanya menjalankan try out di dalam negeri saja, yakni di Pangalengan, kawasan berhawa sejuk yang berada di dataran tinggi Bandung Selatan.
Mutiara dan Melani mendapatkan tiket Olimpiade Tokyo setelah mengikuti kualifikasi Olimpiade Zona Asia atau Asian & Oceania Continental Qualification Regatta yang digelar di Sea Forest Waterway Jepang, awal Mei lalu.
Mereka finis posisi keempat dengan catatan waktu 7 menit 35,71 detik, sementara atlet tuan rumah Chiaki Tomita/Ayami Oishi tercatat finis tercepat dengan catatan waktu 7 menit 15,84 detik.
Di urutan kedua, pasangan Vietnam Thi Thao Luong/Thi Hao Dinh (7 menit 17,34 detik), disusul Zeinab Norouzi Tazeh Kand/Kimia Zarei dari Iran (7 menit 23,86 detik).
Mutiara dan Melani akan berpartisipasi untuk pertama kalinya pada cabang olahraga rowing yang turun di nomor lightweight women double sculls (LWX2) atau dayung kelas ringan ganda.
Cabor dayung Olimpiade Tokyo dijadwalkan bergulir di Sea Forest Waterway, Jepang, 23-30 Juli 2021.
Keduanya masih relatif muda, Mutiara baru berusia 17 tahun, sementara Melani berusia 22 tahun. Namun, pencapaian mereka luar biasa dengan tampil di Olimpiade Tokyo.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Budiman Setiawan menegaskan Mutiara dan Melati dalam kondisi siap bertanding.
“Kedua atlet kini sudah mengurangi volume dan menambah intensitas latihan,” kata Budiman.
Meski tim dayung Indonesia tak memberikan target khusus di Olimpiade Tokyo, Budiman berharap kedua atlet dapat tampil maksimal.
Apalagi, usia kedua atlet masih terbilang muda saat tampil di Olimpiade Tokyo sehingga mencatatkan pencapaian tersendiri yang luar biasa.
Untuk itu, Budiman berharap Mutiara dan Melani dapat memaksimalkan penampilan mereka, sekaligus menimba pengalaman di Olimpide Tokyo.
“Target kami adalah jangka panjang. Tak hanya di Olimpiade Tokyo, proyeksi kami juga Olimpiade 2028 dan 2032, khususnya saat Indonesia menjadi tuan rumah. Semoga mereka bisa terus fokus sebagai atlet,” ujar Budiman.
Mutiara yang lahir di Jambi, 7 Juli 2004 memiliki sederet prestasi, seperti medali emas cabang olahraga dayung rowing kelas W1X (Women Single Scull) di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XV/2019 di Situ Cipule, Karawang, Jawa Barat.
Pada ajang SEA Games 2019 yang diadakan di Filipina, Mutiara berhasil meraih perunggu cabang olahraga rowing kelas ringan satu pedayung.
Sementara Melani Putri yang kelahiran Karawang, 21 Juli 2000 juga telah mencicipi event-even olahraga, baik tingkat pelajar, Porprov (provinsi), PON (nasional), hingga kejuaraan tingkat Asia, yakni Asian Games.
Mahasiswi semester 4 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) itu tak hanya sekedar berpartisipasi, tapi mampu mencatatkan prestasi, seperti menyumbangkan satu emas dan dua perunggu di PON 2016 dan dua emas Porprov Jabar 2018.
Putri bungsu dari pasangan Rusgan dan Emi itu juga pernah berpartisipasi di South East Asia Rowing Federation (SEARF) yang diselenggarakan di Vietnam pada 2017, serta berhasil mendapat perunggu di kelas Double Scull dan Single Scull.
Melani ikut pula berlomba di Asian Rowing Cup II di Korea tahun 2018 di kelas Quadruple yang mendapat perak, di Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018 juga mendapat medali emas, dan SEARF Thailand 2019 mendapat perunggu.
Melani mengenal olahraga dayung mulai 2014, diarahkan gurunya semasa SMA di Padalarang yang terus berlanjut hingga sekarang berkuliah di Fakultas Keguruan, dan Ilmu Pendidikan di Unsika.
Tim dayung Indonesia tampil pertama di Olimpiade pada 1992 dari nomor kano, kemudian Olimpiade 2004 pada nomor rowing dan kano, dan Olimpiade 2016 di nomor rowing.
Rencananya, Mutiara dan Melani akan bertolak ke Tokyo, akhir pekan ini, bersama kontingen Indonesia lainnya.(*/Antara)