Penyanyi rap bernama Asep Balon ini diadili untuk mempertanggung jawabkan karyanya yang menggunakan lirik berbahasa Sunda dalam persidangan yang dipimpin oleh Man Jasad selaku hakim.
Rapper asal Majalaya,Kabupaten Bandung yang sedang naik daun dengan musik Hip-hop yang diusungnya harus menghadapi sederet pertanyaan tajam dari dua Jaksa Penuntut, yaitu Budi Dalton dan Pidi Baiq.
Namun Asep tidak sendirian menjalani persidangan yang diatur oleh Edi Brokoli sebagai panitera,karena ada duet Yoga (PHB) dan Ruly Cikapundung di kursi pembela.
Jalannya persidangan berlangsung meriah dihadiri ratusan penonton yang terhibur oleh celetukan-celetukan segar dari perangkat persidangan dan terdakwa.Apalagi Asep juga menghadirkan tiga pengawal berseragam petugas keamanan yang mengundang tawa.
Jaksa penuntut langsung mencecar terdakwa dengan sejumlah pertanyaan. Budi Dalton mempertanyakan alasan dipilihnya nama Asep Balon sebagai nama panggung.
Asep menjelaskan bahwa nama Asep itu mencerminkan sosok orang Sunda, sementara tambahan balon di belakang nama Asep identik dengan balon gas yang bisa terbang tinggi.
“Jadi dengan nama Asep Balon,saya berharap lagu-lagu rap dengan bahasa Sunda ini bisa terbang tinggi dan terkenal,” ujar Asep Balon.
Awalnya, ia dikenal lewat Twitter dengan nama Info Capruk alias Asep Balon. Akun tersebut berisi banyolan khas orang Sunda dan perlahan mampu meraih banyak pengikut.
Karya pertamanya berawal dari iseng, ketika di tahun 2015 ia diminta membuat ucapan selamat ulang tahun dari Dadang Konelo yang juga mempunyai akun Twitter serupa.
Asep Balon mengucapkan ucapan selamat dengan bernyanyi bergaya rap. Tak disangka karya tersebut mendapatkan respon dan apresiasi dari para pengikutnya.
Dirasa mendapatkan respon positif, dimulailah kreativitas baru Asep Balon sebagai penyanyi rap yang berekplorasi dengan lirik berbahasa Sunda.
Pidi Baiq menyambung dengan pertanyaan terkait pilihan Asep Balon yang konsisten menggeluti jalur hiphop dan rap.
Menurut Asep,dirinya memilih jalur rap karena selain dia menyukai aliran musik asal Amerika Serikat ini, dia juga mengaku awalnya tidak bisa bernyanyi
“Karena enggak bisa nyanyi ,ketika ditawari lagu oleh teman, saya disuruh nyanyi rap saja,” ujarnya.
Ia mengaku mengenal hip-hop sejak SMP, ketika kakaknya kerap mendengarkan lagu-lagu Eminem. Karya pertama yang dihasilkan berjudul “Fotobaper” sekaligus menjadi titik tolak Asep Balon serius menggeluti karir sebagai penyanyi rap.
Selain aktif bersolo karir, dia juga terlibat kolaborasi dengan beberapa rapper.Asep Balon bersama SG Entertainment aktif membangun komunitas musik di Majalaya terutama fokus di komunitas hip-hop.
Melalui Majatribe, sebuah grup hip- hop asal Majalaya yang terdiri dari sembilan rapper dan Asep Balon salah satu anggotanya, mereka mencoba membangun kebanggaan terhadap daerahnya: Majalaya melalui lagu yang dihasilkan.
Tema lirik yang akrab terjadi di keseharian dan penggunaan bahasa Sunda yang sederhana pada akhirnya menjadikan setiap karyanya banyak disukai.
Menjawab pertanyaan Budi Dalton terkait lirik-lirik lagu Asep Balon yang kerap menggunakan bahasa Sunda kasar, tim pembela Asep Balon menjelaskan bahwa lirik bahasa Sunda kasar bukan sebagai cerminan negatif.
“Sebagai warga Majalaya, tentunya bahasa sehari-hari yang dipergunakan adalah bahasa Sunda dan bahasa Sunda kasar itu akrab di kalangan anak-anak muda. Sehingga pesan yang disampaikan akan mudah diterima oleh pendengar,” ujar Ruly.
Dalam persidangan ini Asep Balon dan grupnya beraksi menyanyikan dua singlenya serta memperkenalkan video klip teranyarnya.
Setelah mendengar secara langsung dan menonton video klipnya akhirnya hakim memutuskan semua single Asep Balon termasuk yang terbaru berjudul Goblog dinyatakan layak edar.
Perwakilan DCDC Agus Danny Hartono mengatakan, Asep Balon sudah dipantau sejak lama atas berbagai karya indie selama ini. Apalagi, Asep juga aktif terus mengembangkan komunitas musik di Bandung selatan.
“Liriknya memang tidak umum ,karena dia membawakan musik Hip-hop dengan lirik bahasa Sunda.Meski dibalut dengan bahasa yang kasar ,tapi itu membawa perubahan,” kata Agus.
Agus mengatakan Asep akan bertandang ke Jepang. Dia berangkat membawa bendera DCDC Dream World untuk tampil pada 2 Januari 2020 di Jepang.
Kilas balik perjalanan DCDC Pengadilan Musik selama 2019, Agus mengaku bersyukur event ini bisa berjalan hingga edisi ke-39 di penghujung 2019. Dia senang DCDC Pengadilan Musik mampu menyampaikan pesan perkembangan musik indie di Indonesia.
“Dari sisi penonton cukup stabil,progresnya sedikit meningkat.Karena mungkin teman-teman netizen sudah semakin sadar Pengadilan Musik itu seperti apa,”paparnya.
Pengadilan Musik adalah salah satu program dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC) yang secara rutin mengundang dan mengkaji karya terbaru band-band independent maupun solois Tanah Air.
Sementara itu, perwakilan Event Organizer dari Atap Promotion ,Uwie Fitriani mengaku, DCDC Pengadilan Music direncanakan bakal terus digelar pada 2020. Bahkan dari bulan Januari sampai Juni, pihaknya telah menyiapkan siapa saja yang bakal jadi terdakwa di Pengadilan Musik.
“Kami siapkan sesuatu yang besar di awal tahun, mungkin talent yang kami hadirkan band, kemudian bulan berikutnya solois pria yang lebih ke Pop.Selanjutnya kita mix lagi ,mungkin solois wanita atau band yang genrenya berbeda. Jadi agendanya untuk enam bulan ke depan sudah ada,”papar Uwie.
Untuk talent yang tampil di Pengadilan Musik menurut Uwie DCDC fokus pada mereka yang berjuang di jalur musik indie.Tapi yang lucu pada beberapa bulan ke belakang yang masuk list adalah talent-talent yang sudah ada di jalur mainstream.
” Jadi artis-artis besar pada mau masuk sini.Tapi kami akan lihat perkembangannya,apakah mereka akan dijadikan tamu spesial atau kami tetap berada di jalur indie,” kata Uwie.(BUDI)