Coklat Kita Silatusantren: Silaturahmi dan Edukasi Kebersihan di Lingkungan Pesantren

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTSJABAR-Coklat Kita melakukan program sosial sebagai bentuk adanya perhatian khusus terhadap kebersihan di Kabupaten/Kota di Jawa Barat, termasuk di lingkungan pondok pesantren (Pontren).

Melalui program sosial bertajuk Silatusantren (Silaturahmi Berkesan ke Pesantren), Coklat Kita memberikan edukasi kepada para santri dan warga di sekitar lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Hasanah Al-Musri, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Edukasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan sampah agar kedepan terkelola dan memiliki nilai ekonomis ini, diselenggarakan di Pondok Pesantren Miftahul Hasanah Al-Musri, Minggu (27/7/2025).

Kegiatan ini melibatkan perwakilan dari Universitas Pajajaran dan Jubelo penggiat pengelolaan sampah.Mereka memaparkan apa itu sampah, data faKtual kondisi sampah saat ini, dan dampak negatif yang ditimbulkan jika sampah tidak dikelola dengan baik.

Jubelo menjelaskan bagaimana cara mengelola sampah organik dan non organik,sehingga bisa menghasilkan nilai tambah.

Tidak hanya diajak memahami teori pengelolaan sampah, para santri pun langsung praktik membuat kompos dan membudidayakan maggot sebagai bagian dari solusi berbasis lingkungan.

Malam harinya para santri Pondok Pesantren Miftahul Hasanah Al-Musri berkumpul di halaman pesantren menyaksikan acara yang dibuka oleh penampilan warawis para santri di atas panggung.Selain itu ada pula penampilan Patayat dari ibu-ibu pesantren.Acara ini juga menghadirkan duta silatusantren dan duta kebersihan.

Di penghujung acara tampil talent Ngabajidor yang menghibur sambil menyelipkan pesan-pesan terkait pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.

Perwakilan Coklat Kita Bandung Barat, Renggi Prasetyo Renggi menjelaskan Silatusantren adalah silaturahmi berkesan di pesantren. Jadi mudah-mudahan dari penamaan Silatusantren ini memberikan kesan yang sangat baik untuk lingkungan pesantren.Keren, juga untuk lingkungan masyarakat di sekitar pesantren.

“Harapan kita program ini akan mendapatkan kesan yang sangat baik Karena dalam program Silatusantren ini kita peduli terhadap kebersihan terutama untuk pengelolaan sampah yang biasanya menjadi masalah,” ujarnya.

Karena menurut Renggi semakin banyak orang, semakin banyak populasi khususnya pasti akan menambah sampah yang akan menjadi masalah jika itu dibiarkan.

Makanya itu menjadi bentuk kepedulian dari Coklat Kita terhadap pesantren juga umumnya terhadap masyarakat di lingkungan pesantren dengan membawa program silaturahmi pesantren ke lingkungan pesantren.

Ia menambahkan dengan adanya program silaturahmi pesantren di pesantren ini dimulai dari santri khususnya, mudah-mudahan menyebar ke masyarakat di lingkungan pesantren bahwa mereka semakin sadar kebersihan itu adalah menjadi tanggung jawab.

“Karena sebagian dari rangkaian program Silatusantren ini kebanyakan adalah tentang pengelolaan sampah, tentang pemanfaatan sampah. Sehingga sampah yang tadinya menjadi masalah dengan adanya Silatusantren ini mudah-mudahan setelah kegiatan ini sampah bisa dimanfaatkan sebagai berkah untuk masyarakat dan lingkungan pesantren,”paparnya.

Rennggi mengatakan program ini lahir dari kepedulian terhadap meningkatnya volume sampah seiring bertambahnya jumlah santri di pesantren.

“Kalau dibiarkan, sampah bisa jadi masalah serius. Tapi kalau dikelola dengan baik, ia bisa menjadi berkah,” ujar Renggi

Menurutnya, Coklat Kita akan membawa program ini ke 14 kota dan Kota di Jawa Barat. Kegiatan ini pun sama akan dilakukan di Pondok Pesantren.

“Kami ingin mengubah cara pandang terhadap sampah. Bukan beban, tapi potensi. Silatusantren adalah langkah nyata kami untuk mendorong perubahan dari dalam,” tandasnya.

Farid Fauzan Adima dari tim Coklat Kita DSO Bandung Barat mengatakan Pondok Pesantren Miftahul Hasanah Al-Musri dipilih sebagai lokasi perdana bukan tanpa alasan.

Selain strategis, lanjut Fauzan, pesantren ini sudah dikenal aktif dalam program sosial dan memiliki lebih dari 500 santri.

“Lokasi ini sangat representatif sebagai model awal yang dapat direplikasi di wilayah lain,” kata Farid Fauzan.

Dukungan Ulama

Dewan pimpinan pengajar Ponpes Miftahul Hasanah Al Musri, Muhammad Yadulloh, menyambut baik dan bersyukur atas adanya program dari Coklat Kita.

Baginya, kebersihan bukan sekadar rutinitas fisik, melainkan bagian dari ajaran agama yang sering dilupakan.

“Kami selaku pengurus Pondok Pesantren Miftahul Hasanah. Alhamdulillah bersyukur kepada Coklat Kita yang mempunyai program yang sangat baik,”katanya.

Muhammad Yadulloh berharap program tersebut dapat memberikan manfaat kepada para santri, apalagi sudah diberikan edukasi pengelolaan sampah.

“Alhamdulillah dengan adanya bersilaturahmi tim juga dari Coklat Kita mudah-mudahan santri di sini, tambah tambah kuantitas juga tambah berkualitas. Amin ya Rabbal Alamin,” tandasnya.

Setelah Pondok Pesantren Miftahul Hasanah Al-Musri, Silatusantren akan hadir di Pondok Pesantren lainnya di Jawa Barat. Dengan semangat yang sama membangun kesadaran lingkungan melalui nilai-nilai keagamaan dan gotong royong. (BUDI)

Leave a Reply