SPORTSJABAR -Djarum DSO (District Sales Office) Cirebon Raya bekerjasama dengan sejumlah pondok pesantren yang ada di wilayah Cirebon Raya, menggelar program Cultural Visit Komunitas Pesantren se-Cirebon Raya ke Markas PT Djarum di Kabupaten Kudus selama tiga hari,sejak Minggu,4 Juni sampai Selasa, 6 Juni 2023.
Cultural Visit ini memberangkatkan rombongan berjumlah kurang lebih 104 orang dari berbagai kalangan, seperti kiai, gus, ustadz, dan pihak lain yang berkaitan dengan pondok pesantren.Mereka rame-rame datang ke salah satu pabrik terbesar di Indonesia, yaitu PT Djarum untuk menyambung tali silaturahmi serta mempelajari dasar ilmu pengembangan bisnis.
Selama tiga hari rombongan yang terbagi atas 77 peserta asal Kabupaten Cirebon, Jatibarang, dan Kuningan serta 36 peserta asal Kabupaten Subang, dan Purwakarta, mengikuti serangkaian acara dan kunjungan ke beberapa pabrik, serta lokasi lain yang ada di sekitar kawasan yang dikenal pula sebagai Kota Kretek tersebut.
Diharapkan kegiatan positif yang sempat terjeda selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19,dapat menjadi wadah pemersatu pontren-pontren dan para santri yang ada di wilayah tersebut.
Public Affair PT Djarum, Elyta Handayani mengatakan, para pimpinan pontren dan para ustad yang hadir dalam program Cultural Visit kali ini diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung proses produksi beberapa produk kretek keluaran perusahaannya. Hal itu menurutnya sebagai salah satu upaya untuk mempererat tali silaturahmi antara komunitas pontren dengan perusahaan.
“Saya sangat mengapresiasi atas antusiasme para pimpinan pondok pesantren yang hadir pada Cultural Visit kali ini. Saya pun bangga karena Djarum menjadi salah satu yang hingga saat ini tetap erat menjaga tali silaturahmi dengan komunitas pontren dan saling membesarkan Djarum di Indonesia,” kata Elyta, Senin,5 Juni 2023.
Ia pun mengaku bangga melihat tanggapan positif yang datang dari para peserta yang hadir kali ini. Menurutnya, kunjungan ini pun bisa memberikan manfaat dampak positif bagi pada peserta.
“Ada peserta yang ternyata belum pernah ke Kudus, ketika kesempatan itu datang, mereka sangat amaze setelah melihat secara langsung proses produk-produk kami dihasilkan,” jelasnya.
Dirinya menyebut, ke depannya kegiatan serupa akan kembali digelar dengan cakupan wilayah peserta yang lebih luas lagi. Mengingat kegiatan serupa sudah sering digelar oleh perusahaannya.
“Ke depannya akan dilanjutkan lagi (Cultural Visit) dengan peserta dari wilayah-wilayah yang berbeda bisa dari RSO (Region Sales Officer) atau bahkan dari seluruh Indonesia,” terangnya.
“Pertama ini memang dari Jawa Barat terutama wilayah Cirebon Raya, nanti bisa dari Jawa Timur, DKI Jakarta, atau kembali dengan wilayah lain di Jawa Barat. Sebetulnya program ini sudah sering digelar sebelumnya, hanya saja sempat terjeda akibat pandemi,” imbuhnya.
Menurutnya, Djarum adalah salah satu perusahaan asli Indonesia yang sudah teruji ketangguhannya sebab sudah pernah melewati beberapa masa krisis seperti saat krisis moneter 1998, dan pandemi Covid-19.
Salah satu karyawan pabrik SKT (Sigaret Kretek Tangan) Karangbener, Sri Utami (48) mengaku senang menjadi salah satu bagian dari Djarum. Menurutnya, perusahaan rokok terbesar di Kudus ini turut berperan menjamin lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar pabriknya.
“Saya sudah 23 tahun bekerja di bagian pengepakan produk (SKT Karangbener), sebagian besar yang kerja di sini itu warga asli Kudus,” kata Sri.
Selain diberikan pengetahuan terkait produk-produk yang dihasilkan oleh Djarum, para peserta yang hadir pun diberi pesan agar terus menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam segala aspek kehidupan. Hal itu dikatakan oleh salah seorang tokoh senior Djarum, yang juga digelari “Bapak Komunitas Indonesia” oleh Museum Rekor Indonesia (MURI), Suharto.
“Saya tekankan kepada peserta bahwa nilai kejujuran ini sangat penting, kenapa, karena mereka dari kalangan pendidik, kiai, dan ustad bukan santri. Mereka akan jadi contoh, jadi panutan bagi santrinya, jadi kalau panutannya (ustad) saja bohong, itu nanti santrinya jadi seperti apa?,” kata Suharto.
“Ini saya sampaikan karena ini pun prinsip hidup jujur itu sampai saat ini saya lakukan sampai akhirnya saya dipercaya oleh perusahaan untuk tetap bekerja di sini sampai usia 67 tahun ini,” terang dia.
Ia menjelaskan, sifat jujur yang kini diterapkannya itu didapatnya saat bekerja kepada pemilik Djarum, Robert Budi Hartono. “Saya ikut Pak Budi selama 17 tahun dan saya lihat beliau sosok yang betul-betul jujur, dari itu saya aplikasikan ke diri saya, saya copy sikap itu. Jadi pengusaha kalau tidak jujur ya habis,” imbuhnya.
Sebagai salah satu produsen rokok terbesar yang ada di Indonesia, perusahaan milik Keluarga Hartono ini memiliki sejumlah produk yang sudah tekenal di masyarakat baik produk SKT (Sigaret Kretek Tangan) seperti “Djarum Coklat”, SKM (Sigaret Kretek Mesin) dengan produk unggulannya “Djarum Super” dan jenis Cerutu. Tak hanya itu, salah satu produk mereka yang bernama “Cigarillos” merupakan produk cerutu kretek pertama yang ada di Indonesia.
Tak hanya rokok, perusahaan yang dibangun pada tahun 1951 ini pun merambah bidang usaha lain mulai dari bisnis perbankan, food and baverages (FnB), hingga olahraga. Nama – nama usaha yang sudah eksis seperti Bank Central Asia (BCA), Polytron (elektronik), Grand Indonesia dan Margo City (pusat perbelanjaan), Ranch Market (ritel), Blibli (perdagangan elektronik), Tiket.com (layanan tiket), Mola (layanan streaming), Como 1907 (tim sepakbola), dan 5 Days Croissant (makanan kemasan) merupakan bagian dari perusahaan rokok itu.
Salah seorang peserta yang juga pemilik yayasan Riyadlul Arifin Assurur, Kuningan Jawa Barat, Toto Waliyudin mengatakan kegiatan Cultural Visit ini agar menjadi wadah yang dapat menyatukan para santri di daerahnya.
“Komunitas pondok pesantren ini semoga bisa menjadi wadah persatuan dan kesatuan di antara para santri dan antara pondok-pondoknya, tentu dengan adanya komunitas ini, para santri bisa semakin bersatu,” kata Toto.
Tak hanya itu, adanya kunjungan ke perusahaan rokok terbesar di Kudus ini pun diharapnya bisa memberi ilmu positif dalam proses peningkatan perekonomian pesantren. “Harapan kami juga bahwa perekonomian di pesantren ini agar dapat terus ditingkatkan dengan mencontoh pimpinan-pimpinan yang ada di sana,” ucap dia.
Tak lupa ia pun meminta, ke depannya silaturahmi yang dilakukan oleh perusahaan agar makin ditingkatkan. “Pertama, agar bisa lebih intens lagi bersilaturahmi ke pondok-pondok pesantren yang ada di Kabupaten Kuningan, Kedua, agar acara Cultural Visit ini bisa digelar lagi tahun depan,” pintanya.
Senada dengan Toto, pengurus Pondok Pesantren Nurul Iman, Subang, Kholil mengatakan, bahwa gelaran Cultural Visit kali ini memberikan banyak manfaat bagi dirinya dan 35 peserta lain yang tergabung dalam komunitas pondok pesantren regional Subang dan Purwakarta.
“Kesan terindah dalam kegiatan ini adalah indahnya nilai silaturahim, nilai kebersamaan, mulai dari pimpinan pontren, pengasuh pontren, lembaga dan lain sebagainya, sehingga terbentuk suatu nilai kesatuan dan persatuan yang utuh,” ujar Kholil.
Perwakilan DSO Cirebon Raya, Rega menerangkan program Cultural visit kali ini merupakan bentuk apresiasi Djarum kepada komunitas pondok pesantren yang ada di wilayah Cirebon Raya. Kendati baru terlaksana tahun ini, ia optimis kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi komunitas pesantren yang ada di wilayahnya.
“Ini adalah penghargaan dari kami kepada para Gus dan Kiai serta pondok pesantren yang tergabung dalam komunitas pontren se-Cirebon Raya,” jelas Rega.
Kegiatan yang mengusung tema “Selaraskan Rasa Maju Bersama” tersebut pun turut diisi dengan kegiatan ziarah ke Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus pada hari pertama, Minggu,4 Juni 2023.
Selanjutnya, pada Senin, 5 Juni, kegiatan diisi dengan kunjungan ke beberapa unit produksi rokok yang dimulai dari pabrik Cerutu di Kecamatan Jati, lalu ke pabrik SKT Karangbener dan terakhir pabrik SKM yang ada di Oasis Factory Park.
Tak hanya itu pada hari kedua, para peserta pun diajak berkunjung ke GOR (Gelanggang Olahraga) Bulu Tangkis Djarum. Di sana para peserta Cultural Visit diberi kesempatan untuk beruji tanding melawan atlet muda binaan PB Djarum.
Kegiatan pada hari kedua pun ditutup dengan kegiatan ramah tamah serta hiburan yang bertempat di Wisma Djarum, Kabupaten Kudus. Dalam acara ramah tamah itu, para peserta dihibur oleh penampilan musik dan dapat mengenal secara langsung para pimpinan perusahaan rokok tersebut.
Selain itu, MC Prima Ramadhan pun menjelaskan secara detil arti tagline acara Cultural Visit “Selaraskan Rasa Maju Bersama” yang ternyata memiliki keterikatan hubungan antara pesantren dan perusahaan rokok yang berdiri pada tahun 1951 itu, yakni, pentingnya silaturahmi serta kebersamaan membangun bangsa. (*)