DCDC Pengadilan Musik: Tampil Percaya Diri di Persidangan, Alone At Last Lolos Tanpa Syarat Dari Dakwaan

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTSJABAR-Band asal Bandung Alone At Last lolos dari dakwaan duet jaksa penuntut Budi Dalton dan Pidi Baiq dalam DCDC Pengadilan Musik, yang berlangsung di V.O.C INLANDER KOFFIEHUIS (The Park) Jl. Pahlawan no.70, Bandung, Kamis 27 Juni 2024.

Band yang saat ini digawangi Yas Budaya (Vokal), Ubey (Bass), Balum (Gitar) dan Athink (Drum) berhasil mempertanggungjawabkan kiprahnya di pentas musim tanah air sejak berdiri pada 2002, di hadapan hakim tunggal Man Jasad.

Persidangan yang dipandu Rully Cikapundung sebagai panitera berjalan seru.Jaksa penuntut memberikan pertanyaan tajam pada persidangan ini, yang berhasil dijawab dengan baik oleh personel Alone At Last (AAL).

“Apa yang ingin disampaikan dengan nama Alone At Last,” ujar Budi Dalton.

Drummer AAL Athink mengatakan secara makna dia dilahirkan sendiri dan juga dalam hidup memikirkan diri sendiri.

Budi mengejar dengan pertanyaan, pada awalnya AAL memainkan pop punk, kenapa memutuskan untuk menjadi EMO ,apakah ini mengubah genre?

“Sebenarnya tidak ada niat untuk mengklaim bahwa ini mengubah genre, tapi ini EMO karena kebetulan.EMO itu genre musik yang media katakan mewakili perasaan atau emosional,” kata Athink.

Namun menurut Budi,hal ini jadi paradok karena AAL lirik-liriknya tajam penuh amarah.Enggak ada lagu-lagu yang menahan emosi atau bahagia.

Yas menjelaskan sejak pertama berdiri dan membuat lagu, AAL bukan Pop Punk tapi melodic punk.Diakuinya ketika dirinya bergabung pada tahun 2014 speednya diturunkan.

“Waktu itu band-band seperti itu sedang populer.Penonton bilang EMO-EMO.Ketika konser yamg biasa kami bikin empat tahun sekali bikin konser saat konser ,sekalian saja kami pakai kaos yang menunjukan kami band EMO, “papar Yas.

Budi mengatakan Netizen banyak yang menyebut AAL sebagai band sirkus Kenapa disebut band sirkus?
Balum menjelaskan ini sirkus karena kecelakaan.Ia menyebut Yas sebagai juru parkour yang kalau nyanyi suka loncat sana-sini.

Ami Muhammad yang menjadi pembela AAL bersama Yoga PHB menambahkan, pemain bas AAL juga suka muter-muter Ketika manggung.Ia menyebut penampilan AAL saat ini secara penampilan berubah tapi musik tidak.

Sementara Yas menjawab pertanyaan Budi Dalton soal proses kreatifnya dalam membuat lagu.Ia mendengar lagunya dulu , diulang-ulang. Kemudian menulis lirik.

” Saya lebih suka musiknya dibikin duluan, kemudian didengarkan.Baru disitu dapat ide bagian mana yang harus diberi warna .Kemudian dicari diksi-diksi yang tidak umum, sedangkan lirik-lirik disesuaikan dengan nada-nada,” jelasnya.

Pidi penasaran kenapa Yas keluar pada 2013 dan balik lagi pada 2014.

Ubey mengakui saat masing-masing mungkin kurang bisa mengontrol ego masing-masing.Saat AAL tampil tanpa Yas rasanya seperti ada yang kurang.

“Kita pernah coba vokalis lain saat manggung, bahkan saya pun pernah nyanyi.Tapi tidak ada yang kami anggap pas seperti Yas,”tuturnya.

Performa personel AAL dalam DCDC Pengadilan Musik edisi 55 sidang tersebut sangat meyakinkan.Wawasan mereka pun luas,hal itu terbukti dari jawaban dalam uji kompetensi. Ketika tampil di panggung mereka berhasil membuat histeris penggemarnya.

Tak heran jika Hakim Man Jasad langsung ketok palu memutuskan Alone At Last lolos dari jeratan hukum, tanpa persyaratan apapun.

Perjalanan karir Alone At Last cukup berliku, diwarnai gonta-ganti personel.Sendiri VS Dunia menjadi EP pertama yang dilepaskan oleh mereka pada tahun 2004, dua tahun setelah berdiri.Singel ini meluncur dengan dibantu oleh rekan-rekan musisi seperti Chairul (Noin Bullet) dan Yayat Adhiat,serta dirilis di bawah bendera Absolute Record milik Andika (EX Turtles Jr).

Namun sesaat sebelum EP itu dirilis, Abok hengkang dari AAL dan kemudi Bass diganti oleh Ubey. Single “Amarah, Senyum dan Air Mata” menjadi andalan dalam EP tersebut, yang hingga kini menjadi hits bagi AAL.Single ini laku 1500 copy.

Di tahun 2008 ini AAL merilis debut album penuh bertajuk JIWA, dengan single “Muak Untuk Memuja” yang menjadi hits-nya.

Di tahun 2012 AAL merilis album terbarunya yang bertajuk INTEGRITI yang selama proses kreatifnya dibantu oleh Satri dan Fajar dari band Alexa.

Album ini terhitung sukses di pasaran, di mana 1000 copy ludes terjual di 3 minggu pertama setelah perilisan, dan menjadi pencapaian penjualan tercepat selama perjalanan AAL.

Tahun 2013 menjadi perjalanan yang sulit bagi AAL, di mana Yas dan Indra harus hengkang dari AAL. Mereka yang masih menghuni AAL terpaksa menjalankan band tanpa kehadiran keduanya.

Bertahan selama satu tahun, di 2014 Yas kembali menduduki posisi vokal AAL dan langsung melepaskan single anyar bertitel “Rise For Freedom”,dengan Owie mengisi posisi gitar.

Pada tahun 2023 AAL resmi melepaskan single terbarunya bertajuk “Ruang Sepi”.

Perwakilan Atap Promotion Gio Vitano merasa dengan keluarnya single baru grup band asal Bandung Alone At Last (AAL) layak untuk dipanggil Kembali ke Pengadilan Musik yang dihelat Kamis 27 Juni 2024 di V.O.C INLANDER KOFFIEHUIS (The Park) Jl. Pahlawan no.70, Bandung.

“Apalagi jenis musik yang diusung AAl lagi ngetren,EMO itu lagi naik Kembali. Karena itu kami coba hadirkan AAL untuk mempertangungjawabkan karyanya Kembali,” ujar Gio.

Berbeda dengan sebelumnya DCDC Pengadilan Musik edisi 55 berlangsung di Kawasan Pasar Kreatif Jawa Barat, Bandung. Event tersebut digelar di sana karena merupakan produk kreatif.

“Pemilihan tempat disini karena kreatif.kita mencoba memasukan unsur kreatif,” jelasnya.

Menurut Gio, pemilihan setiap band yang dihadirkan di Pengadilan Musik sebetulnya cukup memiliki satu karya terbaru, kemudian yang kedua band-band yang tidak produktif.Mereka akan dipanggil.

Ia memberikan bocoran terdakwa yang akan menjalani persidangan di DCDC Pengadilan Musik bulan depan Insya Allah band dari Bandung yaitu DT 09.

“Saat ini mereka lagi perjalanan ke Jepang. Mereka bikin video klip,ada single baru dari mereka.Karena itu mereka akan coba kami tampilkan,”ungkap Gio.

Gio juga memberikan informasi terkait kemungkinan DCDC Pengadilan Musik digelar di luar Bandung.Rencana tersebut menjadi salah satu opsi setelah mereka berdiskusi.

Biasanya pengadilan musik hanya berlangsung di satu tempat, seperti Kantin Nasion The Panas Dalam Bandung.Tapi ada kemungkinan sekarang kami menjajaki menggelar DCDC Pengadilan Musik di luar kota.

“Di kota mananya belum ada.Mudah-mudahan bisa digelar tahun ini.Namun untuk bulan depan mungkin masih dihelat di sini,”tandasnya.(BUDI)

Leave a Reply