Festival Layang-Layang Desa Tanjungwangi 2025 Bandung Barat : Meriah, Penuh Warna, dan Jadi Ajang Promosi Budaya Lokal

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTSJABAR-Langit Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, berubah menjadi kanvas raksasa pada 13–14 Agustus 2025. Puluhan layang-layang beraneka bentuk menghiasi udara dalam Festival Layang-Layang bertema “Kita Bisa Terbang”, sebuah perhelatan yang bukan hanya kompetisi, melainkan juga pesta rakyat yang sarat makna kebersamaan dan budaya.

Rivalitas di Langit, Situwangi Jadi Juara

Laga grand final antar desa menjadi sorotan utama. Tuan rumah, Desa Tanjungwangi, harus puas menjadi runner-up setelah ditumbangkan Desa Situwangi dengan skor 3-1.

Pertandingan berlangsung sengit di Lapang Kavling RW 02, Dusun 1. Kepala Desa Tanjungwangi, Salimudin, yang turun langsung sebagai pemain pertama, sempat menghidupkan asa warga ketika timnya memperkecil kedudukan menjadi 2-1. Namun di partai keempat, Situwangi berhasil menutup laga dengan kemenangan, memastikan diri sebagai juara.

Kepala Desa Situwangi, Uus, mengaku kemenangannya lahir bukan dari persiapan khusus, melainkan karena rutinitas warganya yang terbiasa bermain layang-layang setiap sore di musim kemarau. “Kalau persiapan khusus tidak ada, cuma para pemain memang rutin main tiap sore. Alhamdulillah sukses,” ujarnya penuh syukur.

Meski kalah, Kades Tanjungwangi tetap legawa dan memberi apresiasi. “Meskipun kami gudangnya layang-layang, bukan berarti semua jago bermain. Daerah lain juga hebat-hebat. Selamat untuk Desa Situwangi,” tuturnya sambil tersenyum.

Kemeriahan Antar RW dan Ajang Silaturahmi

Tak hanya antar desa, festival ini juga menggelar lomba layang-layang antar RW se-Desa Tanjungwangi. RW 06 keluar sebagai juara setelah menundukkan RW 01 dengan skor sama, 3-1.

Namun kemeriahan festival tak berhenti di arena kompetisi. Festival ini menjadi ajang mempererat silaturahmi warga, sekaligus sarana promosi Desa Tanjungwangi sebagai sentra produksi layang-layang di wilayah Bandung Barat.

Warna Budaya, Musik, dan UMKM

Festival kian semarak dengan suguhan seni tradisi seperti Pencak Silat, Calung, hingga musik Islami dari grup El Ghoniyah, Boy and Friend, dan beberapa grup hadroh. Penampilan tersebut menyatukan nuansa budaya, religi, sekaligus hiburan rakyat.

Warga juga dimanjakan dengan bazar UMKM yang menghadirkan kuliner khas dan produk lokal, memperkuat citra Tanjungwangi sebagai desa kreatif yang mandiri.

Dukungan Penuh, Harapan Mengudara

Acara pembukaan diwarnai seremoni gunting pita dan penyerahan layang-layang simbolis yang dihadiri jajaran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, mulai dari Dinas Pariwisata dan Budaya, Dinas Pemuda dan Olahraga, UMKM, DPMD, hingga tokoh masyarakat. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa festival ini bukan hanya milik Tanjungwangi, melainkan kebanggaan bersama.

Kepala Desa Tanjungwangi, Salimudin, berharap festival ini bisa menjadi agenda tahunan yang mendatangkan manfaat lebih luas. “Mudah-mudahan dengan acara ini, UMKM layang-layang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Dengan moto Desa Tanjungwangi Kita Bisa Terbang, kami optimis bisa menjadi desa mandiri di tahun 2026,” ujarnya penuh keyakinan.

Terbang Lebih Tinggi

Dengan antusiasme warga, dukungan pemerintah, serta kekayaan budaya yang dimiliki, Festival Layang-Layang Desa Tanjungwangi berpotensi tumbuh menjadi agenda wisata unggulan Bandung Barat. Tak hanya mengangkat tradisi bermain layang-layang, tetapi juga mengirim pesan bahwa kebersamaan, kreativitas, dan cinta budaya bisa membawa sebuah desa terbang lebih tinggi.

Langit Tanjungwangi pun tak sekadar dipenuhi layangan berwarna, tetapi juga mimpi dan harapan yang membumbung menuju masa depan.(*)


Leave a Reply