SPORTSJABAR-Dibatalkannya kompetisi Liga 1 2020 membawa konsekuensi finansial bagi klub peserta yang sudah mengeluarkan dana milyaran membayar gaji serta operasional klub.
Begitu pula dengan Persib yang tetap membayar gaji pemain,pelatih,serta ofisial
meski disesuaikan dengan situasi dan kondisi selama pandemi.Sementara pemasukan tidak ada.Jelas Persib menderita kerugian besar.
“Pada akhirnya memang ini menjadi resiko klub, tetapi seharusnya resiko ini bisa di minimalisir apabila dari awal sudah ada perencanaan yang matang,” kata Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono.
Menurutnya, keputusan tersebut tak cuma keputusan semata. Tetap, sebuah keputusan harus diingin dengan solusi ke depannya agar klub tetap bisa beraktivitas.
“Kami perlu kepastian tanggal dimulainya Liga 2021, karena semua klub pasti perlu melakukan perencanaan baik dari sisi teknis dan non teknis,” ujar Teddy menambahkan.
PSSI dan PT LIB mengumumkan pembatalan Shopee Liga 1 musim 2020. Keputusan tersebut ditenggarai oleh tiga alasan. Pertama, pembatalan musim kompetisi 2020-2021 karena kondisi kahar (force majeure) terkait dengan pandemi Covid-19.
Kedua, tidak ada juara dan tidak ada degradasi. Ketiga, peserta kompetisi Liga 1 dan 2 musim 2021 adalah peserta kompetisi musim 2020. Keempat, kontrak pemain diatur oleh klub mengacu kepada aturan keadaan kahar di dalam kontrak masing-masing klub.
Teddy menegaskan, pihaknya akan menunggu surat resmi berikutnya mengingat ada wacana kompetisi akan digulirkan dengan kompetisi yang baru usai Idul Fitri tahun ini.
“Kami menunggu surat resmi dari PSSI/LIB, karena tadi hanya disebutkan bahwa Liga 2021 akan dilaksanakan setelah lebaran. Kami perlu kepastian tanggal dimulainya Liga 2021,” ujarnya memungkasi.(*/MB)