SPORTSJABAR – Tim bola voli putra Bogor LavAni akan berhadapan dengan Surabaya Bhayangkara Samator pada grand final PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu 27 Maret 2022.
LavAni melaju ke grand final berkat kemenangan Jakarta BNI 46 atas Jakarta Pertamina Pertamax dengan skor 3-1 (25-23, 22-25, 25-20, 25-20) pada laga terakhir final four, Minggu 20 Maret.
Hasil tersebut, membuat LavAni aman berada di peringkat kedua klasemen final four dengan empat poin, hasil dari satu kali menang dan satu kali kalah.
LavAni sebenarnya masih memiliki satu pertandingan tunda final four melawan Jakarta Pertamina Pertamax yang dijadwalkan berlaga, hari ini. Namun laga ini tak akan berpengaruh karena Pertamina sejauh ini belum meraih satu poin pun alias selalu kalah pada dua laga sebelumnya.
Seandainya Pertamina Pertamax menang melawan LavAni, hari ini, poin paling banyak adalah tiga. Sedangkan LavAni sudah mengantongi nilai empat.
Kepastian LavAni lolos ke final adalah sebuah kejutan mengingat tim yang didirikan Presiden Republik Indonesia periode 2004-2014, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini hadir dengan status debutan.
Hasil ini pun sesuai dengan target yang dicanangkan. Sebelumnya manajer LavAni Ossy Dermawan mengatakan LavAni mengusung untuk bisa ke lolos ke final. Dalam perjalanannya memang tidak mudah. Bahkan pada final four Proliga sebanyak 11 pemain LavAni sempat terpapar COVID-19.
Adapun kemenangan Jakarta BNI 46 atas Pertamina Pertamax juga menjadi keuntungan tersendiri bagi LavAni. Terkait pertandingan kemarin, pelatih BNI 46, Samsul Jais, mengakui kalau timnya secara mental dan teknik lebih baik.
“Anak-anak bermain lepas. Siapa yang kuat diservis itu yang akan menang,” ujar Samsul dalam keterangan resmi seperti dikutip Antara, Senin, 21 Maret.
Samsul juga mengatakan akan tetap melakukan evaluasi meski timnya menang. Hal ini guna menghadapi perebutan posisi 3-4, pekan depan, dan kembali berharapan dengan Jakarta Pertamina Pertamax.
Sedangkan kekalahan dari BNI 46, kemarin, menurut kapten tim JPX, Jasen Natanael Kilanta, karena bermain terlalu terburu-buru mainnya. “Terlalu bersemangat malah akhirnya jadi bumerang,” kata Jasen.
Selain itu, lanjut Jasen, timnya tidak memiliki leader di lapangan. “Ini menjadi pelajaran bagi kami ke depannya,” katanya menambahkan.
Sementara pelatih JPX, Pascal Wilmar, mengatakan kekalahan tim asuhannya lebih ke masalah mental. “Anak-anak tidak bisa melepaskan tekanan,” ujar Pascal.(*Antara)