SPORTSJABAR.COM-Pandemi COVID-19 masih menjadi ancaman di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini tentunya akan membawa dampak pada penyelenggaraan turnamen bulutangkis baik di dalam maupun luar negeri. Badminton World Federation (BWF) telah merilis daftar turnamen yang akan dimulai pada Agustus 2020 mendatang.
Negara-negara penyelenggara hingga saat ini masih mengatur teknis penyelenggaraan turnamen dan protokol kesehatan yang mesti diterapkan. Sejumlah insan bulutangkis juga tak lepas dari kekhawatiran, maklum saja ini merupakan hal baru bagi semua pihak, baik penyelenggara maupun peserta.
“Rasa khawatir pasti ada, kami kan perginya jauh-jauh. Di pesawat rentan, tapi mau bagaimana kan memang kerjaan kami seperti ini. Kalau tidak ikut turnamen nanti rangkingnya turun dan didenda,” kata Marcus Fernaldi Gideon, pemain ganda putra rangking satu dunia bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo.
“Makanya kalau (situasinya) belum aman, saran saya BWF jangan start (turnamen) dulu,” lanjut Marcus dalam sesi live di akun Instagram @Badminton.INA.
Hal yang sama sempat dituturkan Asisten Pelatih Ganda Campuran Nova Widianto pada acara Penyerahan Bonus All England 2020 dari PB Djarum secara virtual kepada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
“Kalau belum terlalu aman sebaiknya jangan dipaksakan, tapi melihat dari sisi atlet-atlet sih memang mereka perlu tanding. Kalau rangking untuk olimpiade, baru mulai dihitung di German Open 2021 nanti, tapi (turnamen) di awal tahun 2021 juga perlu untuk seeded mereka,” ujar Nova.
Ganda campuran menjadi salah satu nomor andalan di Olimpiade, bersama dengan nomor ganda putra. Kevin/Marcus membidik medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, begitu pula Praveen/Melati yang kini menduduki peringkat empat dunia.
Praveen/Melati menuturkan mereka siap untuk melanjutkan tradisi medali emas Indonesia yang sebelumnya diraih senior mereka, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Ada tradisi emas dari Tontowi/Liliyana di 2016, saya dan Mely (Melati) punya keinginan untuk teruskan tradisi emas itu. Kami nggak melihat ini sebagai beban tapi ini tantangan buat kami,” sebut Praveen.
Praveen/Melati juga menuturkan bahwa mereka tak sabar untuk kembali ke arena pertandingan. Namun mereka sadar bahwa wabah COVID-19 ini akan membawa banyak perubahan dari sisi penyelenggaraan turnamen. Baik Praveen maupun Melati sama-sama berharap turnamen dapat berlangsung namun kesehatan para peserta juga menjadi prioritas utama.
Berdasarkan jadwal turnamen terbaru yang dirilis BWF, turnamen akan dimulai beberapa bulan ke depan. Turnamen Hyderabad Open 2020 yang rencananya diadakan pada 11-16 Agustus 2020 terpaksa dibatalkan karena ketentuan yang diterapkan pemerintah India terkait wabah COVID-19. Sementara Lingshui China Masters 2020 hingga saat ini masih tercantum di kalender BWF dengan tanggal penyelenggaraan 25 – 30 Agustus 2020.
Sementara itu BWF melalui Sekretaris Jenderal Thomas Lund mengatakan bahwa BWF masih terus berupaya dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait dalam penyelenggaraan turnamen. Keselamatan dan kesehatan atlet serta seluruh pihak yang terlibat merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan BWF (*/badmintonindonesia.org)