Sejarah Emas Sutiono Lamso Bersama Persib,Tiga Gelar Juara dan Pemain Terbaik

Posted by
Bagikan kiriman ini

SPORTSJABAR.COM-Nama Sutiono Lamso pantas dicatat dengan tinta emas pada sejarah Persib. Maklum ia kerap menyumbangkan gol-gol penting.Termasuk gol semata wayangnya ke gawang Petrokimia Putra Gresik pada laga final,30 Juli 1995 di Stadion Utama Senayan yang membawa Maung Bandung sukses menjadi kampiun musim perdana Liga Indonesia.

Bagi Suti, begitu sapaan akrabnya, itu adalah gelar ketiganya bersama Persib di kompetisi sepak bola nasional. Sebelumnya ia juga menjadi bagian tim kebangaan warga Jabar ini ketika menjuarai Kompetisi Perserikatan 1993/1994 dan 1989/1990.

Persib sangat beruntung memiliki bomber sekelas Sutiono. Maklum kontribusi gol bomber kelahiran Purwokerto ini memang terbilang luar biasa .Bahkan Ia selalu mencetak gol pada tiga laga final yang mengantarkan Maung Bandung ke tangga juara Indonesia.

Pada final kompetisi perserikatan 1989/1990 ia menyumbangkan satu dari dua gol kemenangan Persib atas Persebaya di Stadion Utama Senayan.Kejadian serupa terulang empat tahun kemudian di tempat yang sama ketika mengalahkan PSM Makasar 2-0.Bahkan pada tahun kompetisi perserikatan 1993/1994 ini ia dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Sebetulnya pada musim terakhir kompetisi perserikatan ini, Sutiono juga berpeluang menjadi pencetak gol terbanyak. Namun karena PSSI hanya menghitung jumlah gol yang dicetak di putaran final, akhirnya gelar top skor jatuh kepada Agus Winarno (Persebaya)

“Padahal jika dihitung sejak babak penyisihan, jumlah gol saya lebih banyak dari  Agus Winarno.Saya kecewa , ini menjadi kenangan pahit dalam karir sepak bola saya,” tuturnya.

Memasuki era Liga Indonesia penampilan Sutiono makin kinclong .Liga Indonesia 1994/1995 boleh jadi merupakan puncak penampilan pengidola bomber Belanda, Marco Van Basten ini.Aksinya bersama Maung Bandung sepanjang musim itu sangat gemilang.

Sebanyak 21 gol yang dicetaknya membuktikan ketajamannya sebagai mesin gol papan atas Indonesia di tengah persaingan yang ketat dengan sederet bomber impor.

Gelar juara yang diraih Persib di LI 1994/1995 terasa lebih berkesan bagi Sutiono, karena selain menjadi penentu kemenangan lewat gol tunggalnya, kompetisi tersebut untuk pertama kalinya menggabungkan klub perserikatan dan galatama.

“Liga Indonesia merupakan Liga yang sebenarnya.Apalagi saat itu baru pertama digelar di Indonesia. Beda dengan kompetisi Perserikatan yang masih terbilang amatir. Tapi gelar juara Liga Indonesia dan perserikatan sama-sama sangat berharga ,” ungkapnya.(*/RESTU)

Leave a Reply