
SPORTSJABAR-Gelaran festival musik multi genre kolaborasi antara Hellprint dan Supermusic bertajuk Supermusic United Day 8 memanaskan Kota Bandung yang dingin diguyur hujan.Tak kurang dari 15 ribu penonton berkumpul di lapangan Pussenif PPI Kota Bandung, Minggu (26/1/2025) menyaksikan event musik bergengi ini.
Hujan yang turun sejak sore hari tidak mengurangi antusiasme penonton yang datang dari berbagai kota untuk menyaksikan penampilan 47 band ternama yang tampil di empat panggung berbeda.
Di panggung utama,tampil sejumlah grup band ternama dengan fans base besar seperti Seringai, Deadsquad,Burgerkill,The Changcuters serta band asal Bali Superman is Dead.
Sebanyak 15 grup lainnya beraksi di 2 panggung lainnya, yang berdampingan dengan panggung Utama.Mereka adalah The Panturas, Rumah Sakit, Stand Here Alone, Rebellion Rose, Romi and The Jahats, Perunggu, Dongker, The Jansen, Revenge The Fate, Kelompok Penerbang Roket. Ada juga grup underground lainnya asal Bandung, seperti Jasad, Rosemary, Strangers, DTO9 dam Bleach.
Sementara khusus di panggung 4 yang terpisah dari 3 panggung lainnya, ditampilkan sejumlah grup musik hardcore dari berbagai daerah, termasuk yang berasal dari luar Jawa Barat.
Selain grup-grup musik yang sudah lama berkiprah dihadirkan pula band-band binaan dari 15 kota. Dari kawasan Bandung Raya, tampil grup-grup seperti Asep Balon (Majalaya), Naladhipa (Kabupaten Bandung), Hope Inside (Kabupaten Bandung Barat), Beruang Kota (Bandung Timur), Colorblind HC (Kota Bandung).
Lalu dari kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat, ada Superiots (Bogor), Lukanegara (Tasikmalaya), Dimethyl Mercury (Cianjur), This End (Garut), Low To High (Tasikmalaya), Rawkids (Indramayu), Mondru (Sumedang), Minus Etika (Kuningan), Bedil Nyengsol HC (Pangandaran), Twelve of Accident (Subang), Sorrow HC (Purwakarta), Hompimpah (Majalengka), dan Burst Fated (Cirebon).

Perwakilan Hellprint Dany Kajul menjelaskan jumlah talent Supermusic United Day 8 berjumlah 47 band yang tampil di 4 panggung, dengan begitu durasi setiap band jadi lebih panjang.
“Alasannya lebih ke durasi, jadi minimal band manggung dengan durasi 30 menit untuk 7-8 lagu mereka puas. Terus ada band-band binaan dari 15 kota di sini. Karena selama setahun kemarin kita ada acara ngegigs di kafe di 30 kota yang endingnya di 3 kota dalam event Kecil Tapi Party di Kuningan, Garut, dan Jatinangor. Nah, Big Bangnya disini,” papar Kajul.
Masih dalam rangkaian ini, menurut Kajul panggung Kecil Tapi Party dijadikan untuk band-band hardcore. Pasalnya kalau dibiarkan akan mengganggu fans-fans yang lain.Panggungnya tanpa barikade supaya lebih leluasa,seperti tur Burgerkill di enam kota. Meski tanpa barikade ternyata aman.
Ia menambahkan semua genre musik ada di sini, justru metalnya hanya 6 sampai 7 band saja.Pihaknya mencoba fasilitasi band-band yang lagi hit di kalangan gen z seperti mahasiswa dan anak SMA.
“Banyak istilah terkait band yang saya enggak tahu dan itu semua kebetulan ada di anak saya yang dari gen Z.Seperti istilah ediku yang artinya enak dikuping. Selain itu lirik-liriknya relate dengan kehidupan mereka saat ini,”jelasnya.
Animo penonton luar biasa , 15 ribu tiket ludes dalam waktu singkat.Saking besarnya peminat penjualan tiket disetop pada 10 hari sebelum hari-H.
“Baru kali ini juga Hellprint tidak jualan tiket on the spot. Ini menjadi pembelajaran ke depannya mungkin penjualan tiket on the spot harus ada sekitar 1000 orang, karena kasihan yang enggak punya tiket di luar,”tutur Kajul.

Harapannya ke depan mungkin event akbar supermusic Hellprint hanya digelar 2 tahun sekali saja.Jadi waktu setahun dihabiskan untuk pembinaan band band di daerah.
“Insya Allah tahun ini kita bisa ke Jateng, Jatim dan Jakarta sekitar 40 kota.Sedangkan kalau di Jabar saja hanya 15 saja,” ucap Kajul.
Salah satu penampil yakni The Panturas senang bisa manggung pada festival Supermusic United Day di lapangan Pussenif Bandung, sekarang menjadi kali kedua bagi band beraliran Surf Rock asal Jatinangor ini.
“Sudah dua kali kita tampil di acara ini dan yang pasti selalu seru tampil di Hellprint. Penontonnya selalu seru. Kita moshing dan nyanyi bareng,” kata salah seorang personel The Panturas, Surya Fikri.
Band yang digawangi Abyan Nabilio (vokal, gitar), Surya Fikri (drum), Bagus Patria (bass), dan Rizal Taufik (gitar) ini tampil energik di atas panggung. Lewat sebanyak 9 yang ditampilkan mereka mampu mengajak para penggemarnya bergoyang meski ditengah gerimis hujan.
Bagi The Panturas, Bandung itu sangat spesial, merupakan dermaga mereka. Dari Bandung pula mereka bisa tampil ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri.
” Dan pada perform pertama di tahun 2025 di Bandung, kita membawakan lagu di album terbaru kami yang bernuansa Sunda yakni Galura Tropikalia,” terang Surya.(BUDI)